Malaysia menempati peringkat tertinggi di antara 109 negara dalam hal konsumsi mikroplastik.
Mikroplastik, yaitu partikel plastik yang panjangnya kurang dari 5 mm, demikian temuan sebuah penelitian baru-baru ini.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science and Technology ini menemukan bahwa masyarakat Malaysia rata-rata mengonsumsi 502,3 mg mikroplastik setiap hari per kapita.
Laporan tersebut mencatat bahwa lebih dari 50 persen konsumsi mikroplastik di Malaysia berasal dari konsumsi ikan.
"Studi kami menemukan bahwa negara-negara industri yang berkembang pesat seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam menduduki peringkat teratas dalam penggunaan mikroplastik secara global, yang berasal dari konsumsi makanan laut yang tinggi,” kata laporan tersebut disitir Straits Times.
Penulis Xiang Zhao, profesor dari National University of Defence Technology, China, dan rekan penulis Fengqi You, profesor teknik sistem energi di Cornell University, mengatakan mikroplastik umumnya ditemukan di lingkungan air tawar dan laut.
Para penulis mengatakan mikroplastik tertelan oleh organisme, dan kemudian dikonsumsi oleh manusia.
Mereka mencatat bahwa perkembangan industri merupakan faktor pendorong di balik masalah lingkungan ini, karena meningkatnya tingkat polusi plastik.
Para penulis mengatakan salah satu sumber utama mikroplastik akuatik adalah limbah plastik yang salah dikelola dari tempat pembuangan sampah atau pembuangan terbuka, yang masuk ke air permukaan dan menghasilkan makroplastik dan mikroplastik melalui degradasi alami.
“Di negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika, termasuk China dan Amerika Serikat, penggunaan mikroplastik melalui udara dan makanan meningkat lebih dari enam kali lipat dari tahun 1990 hingga 2018,” tambahnya.
Dikutip South China Morning Post, Malaysia juga tercatat di antara 10 negara teratas yang menghirup partikel mikroplastik paling banyak, dengan perkiraan 494.000 partikel mikroplastik per hari per kapita, menurut penelitian tersebut.
Para penulis mengatakan bahwa dengan memberantas 90 persen sampah plastik perairan global, penggunaan mikroplastik dapat dikurangi lebih dari 48 persen di negara-negara Asia Tenggara, di mana tercatat sebagian besar penggunaan mikroplastik di dunia.
“Untuk mengurangi serapan mikroplastik dan potensi risiko kesehatan masyarakat, pemerintah di negara-negara berkembang dan industri di Asia, Eropa, Afrika, serta Amerika Utara dan Selatan harus memberikan insentif untuk menghilangkan sampah plastik dari lingkungan air tawar dan air asin melalui pengolahan air yang canggih dan praktik manajemen limbah padat yang efektif,” mereka menambahkan.(straitstimes,scmp)