Pejabat senior Korea Utara (Korut) Choe Son-hui menyebut komentar wakil presiden Amerika Serikat (AS) sebagai hal “bodoh”. Itu menunjukkan ketidakpastian pertemuan antara pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump.
“Pyongyang tidak akan mengemis untuk berdialog,” kata Choe dilansir BBC. “Kita memperingatkan pertarungan nuklir jika diplomasi gagal,” ancamnya.
Beberapa hari terakhir, kedua belah pihak saling bersitegang mengenai konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Trump dan Kim pada 12 Juni mendatang yang dijadwalkan di Singapura.
Pyongyang bersikeras mereka tidak akan memberikan senjata nuklir secara sepihak. Namun, Trump menegaskan Korut harus memenuhi persyaratan yang diajukan AS jika perundingan ingin tetap digelar.
Choe merupakan diplomat yang kerap aktif dalam interaksi dengan AS dalam beberapa dekade terakhir. “Pence telah membuat pernyataan tidak layak di media beberapa hari terakhir, termasuk komentarnya tentang Korut akan bernasib seperti Libya,” terang Choe dilansir dari kantor berita KCNA.
Dia menyebut Pence sebagai politikus bodoh. Kenapa? Itu disebabkan Pence membandingkan Korut sebagai negara yang memiliki senjata nuklir, sedang Libya baru saja memasang beberapa peralatan nuklir.
“Sebagai orang yang terlibat dalam hubungan dengan AS, saya tidak terkejut dengan pernyataan ceroboh dan bodoh yang keluar dari mulut wakil presiden AS,” jelas Choe.
Dia mengungkapkan Pyongyang tidak akan mengemis untuk digelarnya perundingan. “Apakah AS bertemu kita di ruang pertemuan atau menghadapi kita dalam pertarungan nuklir tergantung dengan keputusan dan sikap AS,” paparnya.
Sebelumnya Penasihat Keamanan AS John Bolton juga membuat marah Korut karena meminta Pyongyang mengikuti model Libya dalam verifikasi denuklirisasi. Itu memicu wakil menteri luar negeri Korut mengancam akan menarik diri dari KTT Trump dan Kim.