Ferdinand Marcos Jr, putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos, telah mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan. Langkahnya ini semakin memanaskan persaingan bursa calon presiden. Tampilnya Marcos jr ini dinilai dapat membalikkan aliansi yang diharapkan dengan kandidat partai yang berkuasa.
Marcos, yang kalah dalam pencalonannya sebagai wakil presiden pada 2016, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa dia akan membawa bentuk kepemimpinan pemersatu itu kembali ke negara Filipina. Retorikanya ini seolah mengabaikan kenangan tentang warisan memecah belah dari ayahnya.
Pria 64 tahun itu juga menawarkan pencalonannya sebagai jawaban atas "krisis" setelah pandemi COVID-19, yang menurutnya adalah "salah satu ujian terbesar" dalam sejarah negara itu.
"Pandemi global telah menghancurkan negara kita, menghancurkan kehidupan orang-orang, keluarga, seluruh komunitas," katanya.
Ada lebih dari 2,6 juta kasus virus corona di Filipina, termasuk sekitar 38.000 kematian.
Dikenal sebagai "Bongbong", Marcos telah disebut-sebut sebagai calon potensial untuk presiden atau wakil presiden. Ia terlibat dalam politik sejak kembali pada tahun 1991 dari pengasingan menyusul penggulingan ayahnya pada tahun 1986. Dia sebelumnya menjabat sebagai gubernur provinsi, Anggota Kongres dan senator.
Sejak dia kalah pada 2016, kekalahan yang dia tantang di pengadilan, Marcos terus tampil menonjol di media sosial dengan menarik lebih dari tiga juta pengikut di halaman Facebook-nya saja.
“Bergabunglah dengan saya dalam tujuan yang paling mulia ini dan kita akan berhasil. Bersama-sama, kita akan bangkit kembali,” katanya.
Sebelum pengumumannya pada hari Selasa, ada spekulasi bahwa dia akan mencalonkan diri dengan kandidat yang didukung oleh sekutunya, Presiden Rodrigo Duterte yang akan lengser.
Dia adalah kandidat keempat yang secara resmi mengumumkan pencalonan diri sebagai presiden.
Walikota Manila City Francisco Domagoso mendaftar pada hari Senin, menyusul ikon tinju yang baru pensiun, Manny Pacquiao.
Senator Panfilo Lacson, mantan kepala polisi, juga berniat mencalonkan diri untuk menggantikan Duterte, yang tidak diizinkan mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua di bawah konstitusi, dan telah memutuskan untuk pensiun dari politik.
Perebutan posisi teratas Marcos akan menjadi langkah besar di negara di mana banyak yang masih dalam pemulihan dari era gelap pemerintahan Marcos senior yang menerapkan martial law tahun 1970-an, yang membuat Filipina jatuh ke kediktatoran penguasa.
Keluarganya, salah satu yang paling terkenal di Filipina, telah lama berusaha untuk membangun kembali citranya dan telah berulang kali membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan perampokan miliaran dolar kekayaan negara ketika berkuasa, yang berakhir dengan pemberontakan People's Power pada tahun 1986.
Adiknya Imee adalah seorang senator dan ibu Imelda seorang mantan anggota kongres yang juga mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 1992. Putranya, Ferdinand Alexander, juga sedang mencari kursi di Kongres.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa setelah pengumuman tersebut, kelompok hak asasi manusia Karapatan mengatakan bahwa Marcos junior "meludahi kuburan orang mati dan wajah para korban kediktatoran Marcos".
"Tidak ada jejak penyesalan, atau kompensasi berharga apa pun yang telah diberikan oleh keluarga Marcos atas harta dan emas bernilai miliaran yang mereka rampas dari ekonomi Filipina," tambah kelompok itu.(aljazeera)