close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mata uangnya jatuh, Zimbabwe akan memperkenalkan koin emas. Foto Reuters/ABC
icon caption
Mata uangnya jatuh, Zimbabwe akan memperkenalkan koin emas. Foto Reuters/ABC
Dunia
Selasa, 05 Juli 2022 15:14

Mata uangnya jatuh, Zimbabwe akan memperkenalkan koin emas

Pemerintah Zimbabwe sempat memperkenalkan kembali mata uang lokal pada tahun 2019, tetapi dengan cepat kehilangan nilainya lagi.
swipe

Bank sentral Zimbabwe mengatakan akan mulai menjual koin emas bulan ini sebagai penyimpan nilai. Langkah ini ditempuh untuk menjinakkan inflasi yang tak terkendali, yang telah sangat melemahkan mata uang lokal.

Gubernur bank sentral John Mangudya mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa koin akan tersedia untuk dijual mulai 25 Juli dalam mata uang lokal, dolar AS dan mata uang asing lainnya dengan harga berdasarkan harga emas internasional yang berlaku dan biaya produksi.

Bank sentral mengatakan tujuan koin itu adalah "sebagai instrumen yang memungkinkan investor menyimpan nilai".

Koin "Mosi-oa-tunya", nama yang terinspirasi dari air terjun Victoria, dapat diubah menjadi uang tunai dan diperdagangkan secara lokal dan internasional, kata bank sentral. Koin emas akan berisi satu troy ons emas dan akan dijual oleh Fidelity Gold Refinery, Aurex dan bank lokal.

Troy adalah sebuah sistem satuan fisik massa yang biasanya digunakan untuk logam berharga, bubuk hitam, dan batu mulia. Koin emas digunakan oleh investor internasional untuk melakukan lindung nilai terhadap inflasi dan perang.

Australia adalah salah satu negara yang telah memperkenalkan koin emas ke pasar. Perth Mint, emas batangan resmi Australia, mulai memproduksi nugget Emas Australia, juga dikenal sebagai kanguru emas, pada tahun 1986.

Pekan lalu, Zimbabwe mengeluarkan kebijakan menaikkan suku bunganya menjadi 200 persen dari 80 persen. Negara ini juga menguraikan rencana untuk membuat alat pembayaran dolar AS yang sah selama lima tahun ke depan untuk meningkatkan kepercayaan.

Melonjaknya inflasi di negara Afrika selatan itu telah menambah tekanan pada populasi yang sudah berjuang dengan kekurangan dan membangkitkan 'trauma' kekacauan ekonomi tahun lalu di bawah pemerintahan hampir empat dekade pemimpin veteran Robert Mugabe.

Inflasi tahunan, yang mencapai hampir 192 persen pada bulan Juni, membayangi upaya Presiden Emmerson Mnangagwa untuk merevitalisasi ekonomi.

Zimbabwe mengalami inflasi parah pada 2009, dan kemudian berhenti mencetak mata uangnya dollar Zimbabwe, untuk selanjutnya memilih menggunakan mata uang asing, sebagian besar dolar AS.

Pemerintah memperkenalkan kembali mata uang lokal pada tahun 2019, tetapi dengan cepat kehilangan nilainya lagi.

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan