Menteri Pertahanan, Israel Benny Gantz, menurut laporan media lokal pada Minggu (28/2), baru-baru ini bertemu secara diam-diam dengan Raja Yordania, Abdullah II.
Menurut situs berita Ynet, pertemuan Gantz dan Raja Abdullah berlangsung di wilayah Yordania. Laporan tidak memberikan tanggal pasti terkait pertemuan tersebut.
Pada Jumat (26/2), Gantz mengisyaratkan telah melakukan kontak dengan Yordania. Selain itu, dia mengkritik hubungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan Amman, selama pertemuan virtual dengan aktivis partai Biru dan Putih.
"Saya pikir, Yordania adalah aset besar bagi Israel dan saya pikir, hubungan kami dengan Yordania bisa 1.000 kali lebih baik. Sayangnya, Netanyahu adalah sosok yang tidak diinginkan di Yordania dan kehadirannya merusak hubungan antarnegara," kata Gantz.
Lebih lanjut, dia menyebut, memiliki hubungan baik dengan Raja Yordania dan pejabat senior pemerintah lainnya.
"Saya yakni, bahwa sangat mungkin untuk melakukan satu atau dua proyek sipil setiap tahunnya dengan Yordania ... untuk meningkatkan hubungan dengan negara tetangga," sambungnya.
Menurut laporan Ynet, Menteri Luar Negeri Israel, Gabi Ashkenazi, juga bertemu dua kali dalam beberapa bulan terakhir dengan mitranya dari Yordania.
Membuat marah mitra dari koalisinya, PM Netanyahu berulang kali tidak melibatkan Gantz dan Ashkenazi terkait langkah diplomatiknya dengan negara lain pada tahun lalu, termasuk negosiasi kesepakatan normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.
Yordania dan Israel memiliki hubungan keamanan yang kuat, tetapi relasi politiknya memburuk baru-baru ini karena Amman berdebat dengan Israel mengenai kebijakan Israel terhadap Palestina dan Temple Mount di Yerusalem, yang berada di bawah pengawasan Yordania.
Selain itu, Yordania, sekutu regional penting bagi Israel dan Amerika Serikat, telah lama menyerukan solusi dua negara dan pembaruan perundingan perdamaian Israel-Palestina, yang telah dibekukan sejak 2014.
Raja Abdullah secara terbuka menentang dorongan PM Netanyahu untuk mencaplok bagian Tepi Barat pada 2020. Namun, dia tidak menentang kesepakatan normalisasi antara Israel dengan Bahrain dan UEA sekalipun Yordania belum sepenuhnya merangkul kesepakatan tersebut.
Raja Abdullah dilaporkan menolak untuk menerima panggilan telepon dari PM Netanyahu pada tahun lalu.
Bulan lalu, Abdullah mengkritik Israel karena tidak memvaksinasi warga Palestina.
Pada 2019, Abdullah mengatakan, hubungan antara Israel dan Yordania berada pada titik terendah setelah serangkaian insiden yang mendorong Amman menarik duta besarnya untuk Israel.
Tahun itu, Yordania menghentikan pengaturan khusus yang memungkinkan petani Israel dengan mudah mengakses bidang tanah di dalam Yordania. Selain itu, kedua negara tidak mengadakan upacara bersama yang menandai peringatan seperempat abad perjanjian damai mereka.
Yordania dan Israel berdamai sejak 1994 dan memiliki hubungan diplomatik penuh. (Times of Israel)