close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pertemuan KJRI Darwin dengan masyarakat diaspora Indonesia di Katherine pada 2 Maret 2023). Foto Kemlu
icon caption
Pertemuan KJRI Darwin dengan masyarakat diaspora Indonesia di Katherine pada 2 Maret 2023). Foto Kemlu
Dunia
Rabu, 30 Agustus 2023 12:31

Robert Walters: Meningkat, diaspora Indonesia berencana pulang ke Tanah Air

Robert Walters lakukan survei untuk tinjau kesiapan para diaspora dari empat kewarganegaraan asal Asia Tenggara untuk kembali ke Tanah Air.
swipe

Perusahaan perekrutan profesional, Robert Walters, meluncurkan sebuah laporan yang mengulas kesiapan orang Indonesia perantauan, atau yang dikenal sebagai diaspora Indonesia, untuk pulang ke Tanah Air. 

Salah satu temuan utama menyebutkan tiga dari lima (60%) dari diaspora Indonesia menyatakan berencana untuk kembali ke Tanah Air dalam lima tahun ke depan. Temuan ini menunjukkan adanya kenaikan dari data sebelumnya di 2021, yang mencatat hanya 46% responden yang mempertimbangkan untuk kembali ke Indonesia.

Lebih lanjut, ditemukan ada 56% diaspora Indonesia dari survei ini menyatakan bahwa situasi ekonomi memengaruhi keputusan mereka untuk menetap di luar negeri ataupun kembali ke Indonesia. 

"Banyaknya diaspora Indonesia yang membangun karier di luar negeri menunjukkan adanya pengakuan akan keunggulan kompetitif talenta lokal di pasar kerja internasional. Hal inilah yang coba kami tangkap untuk memberikan pemahaman kepada para penyedia lapangan kerja dan pemilik perusahaan untuk mempersiapkan diri dalam menyambut kembali talenta-talenta ini saat siap kembali ke Tanah Air," ungkap Country Head Robert Walters Indonesia Eric Mary, dalam keterangan resminya, Rabu (30/8). 

Kembali pada keluarga di Tanah Air jadi alasan utama untuk pulang

Adanya kenaikan minat diaspora Indonesia untuk kembali ke Tanah Air dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keinginan untuk mengurus orang tua dan tinggal lebih dekat dengan kerabat/pasangan di Indonesia (68%), adanya hubungan emosi, sosial, dan kultural yang mendalam dengan Indonesia (36%), peluang pekerjaan yang menarik (29%), ingin memberikan sumbangsih pada negara (25%), dan keinginan untuk menghabiskan masa pensiun di Indonesia (20%).

Keinginan ini pun diperkuat dengan adanya pengaruh faktor ekonomi yang dianggap memberikan sentimen positif, yaitu keyakinan pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Indonesia (65%), meningkatnya permintaan akan kompetensi spesifik (skillset) di Indonesia (45%), peluang untuk berbisnis/berwirausaha (37%), dan munculnya industri baru yang cocok dengan keahlian (29%).

Kompensasi, kualitas hidup, hingga fasilitas publik luar negeri jadi alasan utama untuk bertahan

Sementara dilihat dari sudut pandang yang berlawanan, survei Robert Walters menemukan sebanyak 35% diaspora Indonesia  menyatakan enggan untuk kembali ke Indonesia. 

Lima alasan utama yang menghalangi keinginan untuk pulang ini diantaranya; adanya perbedaan standar besaran kompensasi dan manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan asing dibandingkan dengan perusahaan di Indonesia (68%), dan kualitas hidup di Indonesia dari segi fasilitas publik, faktor keamanan, serta fasilitas masyarakat yang dinilai lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di negara asing (45%). Selain itu, situasi sosial di Indonesia juga dinilai kurang menguntungkan, dilihat dari segi tingkat keamanan publik, stabilitas politik, serta isu rasial (39%).

Beberapa faktor lain seperti kurangnya peluang pekerjaan untuk beberapa keahlian, adanya perbedaan budaya dan sistem bekerja (36%), serta keluarga yang telah beradaptasi dengan kehidupan di negara asing (24%) turut memengaruhi para diaspora Indonesia enggan kembali pulang. 

Ditinjau dari faktor ekonomi, keengganan ini diperkuat dengan beberapa alasan pendukung lainnya seperti anggapan di mana kompetensi ahli lebih dihargai di luar negeri (66%), pemasukan di negara asing yang  lebih berimbang dengan biaya hidup yang dikeluarkan (56%), ekonomi luar negeri yang lebih stabil (49%), serta inisiatif dan insentif pemerintah luar negeri yang lebih baik  (35%).

Gambaran umum dari peluang berkarir di Tanah Air

Terkait keinginan dan peluang untuk kembali dan berkarir di kampung halaman, diaspora Indonesia mempertimbangkan beberapa aspek. Mulai dari gaji dan keseluruhan paket kompensasi yang ditawarkan, budaya perusahaan dan gaya kepemimpinan, pembagian tugas serta tanggung jawab, jenjang karir dalam perusahaan, serta ukuran dan karakter perusahaan/industri. 

"Sejumlah diaspora Indonesia membuka kesempatan untuk kembali ke kampung halaman dan melanjutkan  karir di Tanah Air dengan beberapa faktor pertimbangan. Hal inilah yang mendasari Robert Walters Indonesia menginisiasi program "Pulang Kampung" sejak delapan tahun lalu. Inisiatif ini mengakomodasi para pekerja profesional Indonesia di luar negeri untuk mendapatkan peluang karir yang sesuai saat kembali ke kampung halaman," International Candidate Manager Robert Walters Indonesia, Belin Delannoy menambahkan.

Dapat diakses di laman resmi Robert Walters Indonesia, survei  ini melibatkan 810 diaspora yang menetap di luar negeri. Seluruh responden yang terlibat mewakili empat kewarganegaraan di kawasan Asia Tenggara, yaitu Filipina, Singapura, Vietnam, dan Indonesia dengan lebih dari 200 diaspora Indonesia di antaranya. 

Mayoritas responden yang terlibat merupakan profesional dengan pengalaman kerja lebih dari 10 tahun di bidang technology & transformation, accounting & finance, sales & marketing, supply chain, procurement & logistics, dan engineering & manufacturing. Beberapa di antaranya mewakili sejumlah sektor industri seperti information & communication technology, banking & financial services, manufacturing, consumer & retail, dan construction.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan