close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. REUTERS/Khalid Al-Mousily
icon caption
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. REUTERS/Khalid Al-Mousily
Dunia
Selasa, 16 Juli 2019 09:34

Menlu Iran dikenakan pembatasan perjalanan selama kunjungi AS

Zarif hanya diizinkan berada di markas PBB, kantor misi Iran untuk PBB, kediaman Duta Besar Iran untuk PBB dan Bandara John F. Kennedy.
swipe

PBB mengungkapkan keprihatinan atas pembatasan perjalanan yang ketat terhadap Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif selama kunjungannya ke New York, Amerika Serikat, pekan ini. Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara PBB Farhan Haq pada Senin (15/7).

Haq mengatakan bahwa sekretariat PBB telah berkomunikasi dengan misi permanen AS dan Iran untuk PBB dan menyampaikan keprihatinan kepada negara tuan rumah.

Sementara itu, utusan khusus AS untuk Iran Brian Hook menekankan bahwa tidak akan ada pejabat AS yang akan bertatap muka dengan Zarif.

"Tidak ada 'saluran belakang' saat ini antara AS dan siapapun di rezim Iran. Semua disampaikan oleh presiden dan menteri luar negeri secara terbuka," kata Hook kepada Fox News Channel.

Zarif tiba di New York pada Minggu (14/7) setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyetujui pemberian visa di tengah meningkatnya perseteruan antara kedua negara.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS menuturkan bahwa selama di New York, Zarif hanya diizinkan berada di markas besar PBB, kantor misi Iran untuk PBB, kediaman Duta Besar Iran untuk PBB dan Bandara John F. Kennedy.

"AS membatasi perjalanan Zarif lewat cara yang sepenuhnya konsisten dengan kewajibannya berdasarkan perjanjian 1947 dengan PBB," sebut pejabat Kementerian Luar Negeri AS.

Oleh AS, Zarif dituduh menggunakan kebebasan berbicara di AS untuk menyebarkan propanda memfitnah. Zarif juga dicap sebagai corong otokrasi yang menekan kebebasan berbicara.

Di bawah perjanjian Markas Besar PBB 1947, AS pada umumnya diminta untuk mengizinkan akses ke PBB bagi para diplomat asing. Namun, Washington dapat menolak visa dengan alasan keamanan, terorisme, dan kebijakan luar negeri. 

Pada akhir bulan lalu, Washington mengancam akan memasukkan Zarif dalam daftar hitam, sebuah langkah yang diyakini dapat menjauhkan prospek diplomasi. Namun, sejumlah sumber menyebutkan bahwa rencana tersebut ditunda.

Terlepas dari pembatasan perjalanannya, Zarif sempat melakukan wawancara pada Senin dengan BBC Inggris dan jaringan NBC AS di kediaman Dubes Iran untuk PBB di Upper East Side, Manhattan.

Mengonfirmasi pembatasan perjalanan yang didapat Zarif, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menyatakan bahwa seluruh pertemuan, wawancara dan pidato Zarif akan dilakukan di markas besar PBB, misi Iran atau kediaman Dubes Iran untuk PBB.

"Pembatasan perjalanan di sejumlah jalan di New York selama kehadirannya tentu tidak akan memengaruhi jadwal kerjanya," kata Mousavi seperti dikutip kantor berita Islamic Republic News Agency.

Lawatan Zarif ke AS bertujuan untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri di PBB yang akan membahas tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Menyoal pembatasan perjalanan, Zarif tidak sendiri. Karena diplomat Korea Utara, Suriah dan Kuba juga dikenakan kebijakan serupa.

Konflik lama AS-Iran memburuk sejak Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015 yang dirancang untuk mengekang program nuklir Iran. Sebagai imbalan atas kepatuhan Teheran terhadap perjanjian tersebut, sanksi atas Iran harus dicabut.
 

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan