close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Para delegasi dari negara peserta Indo-South Pacific Forum (ISPF) di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (21/3). Alinea.id/Valerie Dante
icon caption
Para delegasi dari negara peserta Indo-South Pacific Forum (ISPF) di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (21/3). Alinea.id/Valerie Dante
Dunia
Kamis, 21 Maret 2019 13:59

Menlu Retno: Kemitraan RI dan Pasifik Selatan memasuki era baru

Hari ini Indonesia menjadi tuan rumah Indo-South Pacific Forum, platform dialog pertama di kawasan Pasifik Selatan.
swipe

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa kemitraan antara Indonesia dan kawasan Pasifik Selatan memasuki era baru dengan kerja sama yang lebih intens.

Menurut Menlu, diperlukan platform dialog untuk mengakomodasi era baru ini, salah satunya melalui Indo-South Pacific Forum (ISPF).

Forum internasional itu dianggap bersejarah karena merupakan yang pertama kali diadakan antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan.

ISPF dihadiri oleh pejabat pemerintah dan pelaku bisnis dari Indonesia dan 14 negara di kawasan Pasifik Selatan yakni Australia, Federasi Mikronesia, Fiji, Kaledonia Baru, Kepulauan Cook, Kepulauan Marshall, Solomon, Kiribati, Nauru, Talau, Papua Nugini (PNG), Selandia Baru, Tonga, dan Tuvalu.

"ISPF berfungsi sebagai jalan bagi Indonesia dan Pasifik Selatan untuk mengeksplorasi potensi yang belum dimanfaatkan dan kolaborasi di masa depan dalam mengatasi tantangan bersama," kata Menlu Retno dalam pembukaan ISPF di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis (21/3).

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup, Luar Negeri, Perburuhan, dan Perdagangan Tuvalu Taukelina Finikasi menilai forum tersebut berperan penting dalam menyatukan pemahaman Indonesia dan Pasifik Selatan terkait keragaman perkembangan mereka.

"Forum ini akan secara signifikan berkontribusi pada pengembangan kerja sama dan persahabatan kami. Selain itu juga dapat memperkuat konektivitas people to people, terutama dalam mempelajari budaya, nilai, dan tradisi masing-masing pihak," jelasnya.

Era baru kemitraan itu, lanjut Menlu RI, mengharuskan seluruh pihak termasuk sektor swasta untuk meningkatkan kemitraan. Oleh sebab itu, ISPF mengundang pelaku bisnis Indonesia dan Pasifik Selatan untuk berpartisipasi dalam forum bisnis dan pameran ekonomi.

"Melalui ini, kami dapat memperluas jaringan dan memperkuat keterlibatan bisnis," tuturnya. "Saya percaya ISPF adalah ajang yang tepat waktu dalam menyambut era kemitraan baru ini."

Dalam menyambut era kemitraan baru, Retno menuturkan bahwa Indonesia menawarkan persahabatan dan kerja sama yang didasarkan pada rasa saling menghormati, penghormatan bagi integritas teritorial, dan membawa manfaat bagi seluruh rakyat.

Menanggapinya, Menteri Luar Negeri PNG Rimbink Pato menyambut baik niat Indonesia untuk mendasarkan hubungan pada rasa persahabatan.

"Dengan menjadikan perdamaian dan persahabatan sebagai dasar kriteria untuk membangun hubungan antara Pasifik Selatan dan Indonesia, saya yakin akan menuai manfaat ekonomi dan strategis dari pendekatan positif ini," tutur Menlu Pato dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, negara-negara berkembang di Pasifik Selatan dapat belajar banyak dari bagaimana Indonesia mampu tumbuh menjadi negara maritim dengan ekonomi modern dan dinamis seperti sekarang.

Indonesia, tegas Menlu Retno, tetap berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara Pasifik Selatan dalam mengatasi tantangan bersama dan memaksimalkan potensi kemitraan.

"Indonesia dan Pasifik Selatan telah hidup berdampingan di Samudra Pasifik selama berabad-abad. Sebagai satu keluarga di Pasifik, kita perlu mengatasi tantangan bersama, terutama dalam menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan menjaga kelestarian laut kita," kata dia.

Sejumlah kesepakatan pun berhasil diteken dalam pembukaan ISPF, seperti Indonesia dan PNG yang menandatangani pernyataan bersama para menlu terkait peluncuran negosiasi Preferential Trade Agreement (PTA). Selain itu, untuk pertama kalinya, Indonesia dan Fiji juga menandatangani PTA.

Untuk mempertegas komitmen kemitraan dengan Pasifik Selatan, Indonesia pun sedang berupaya menjalin hubungan diplomatik dengan Kepulauan Cook dan Kepulauan Niue.

Tidak hanya perjanjian perdagangan, Indonesia Eximbank dan Audie Building Industry juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) terkait proyek-proyek pembangunan di kawasan Pasifik Selatan.

Audie Building Industry sebelumnya telah menjalankan sejumlah proyek di Pasifik Selatan termasuk Yadua Bay Resort dan Tree Top Villa Resort di Fiji dengan total nilai US$4 juta, serta Stadion Sepak Bola Bairiki di Kiribati dengan nilai total US$8 juta.

Sebagai rangkaian acara dari ISPF, sejak 18-22 Maret, Indonesia menyelenggarakan program pelatihan bagi pengusaha Pasifik Selatan, serta adanya konsultasi PTA secara bilateral dengan sejumlah negara.

img
Valerie Dante
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan