close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Jokowi bersama PM Belanda Mark Rutte usai menanam pohon damar di sela pertemuan di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (7/10). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
icon caption
Presiden Jokowi bersama PM Belanda Mark Rutte usai menanam pohon damar di sela pertemuan di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (7/10). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Dunia
Selasa, 08 Oktober 2019 09:16

Menlu Retno: Kunjungan PM Belanda punya makna lain

Belanda menduduki peringkat pertama di Eropa dalam hal investasi di Indonesia.
swipe

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengemukakan, selain bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kapasitas sebagai kunjungan kepala pemerintahan, lawatan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte memiliki makna lain.

"Kunjungan hari ini sebagai congratulatory visit. Jadi, menyampaikan ucapan selamat kepada presiden setelah proses pemilu selesai, beliau terpilih, dan Insyaallah akan dilantik pada 20 Oktober," kata Retno kepada wartawan usai mendampingi Presiden Jokowi menerima kunjungan PM Rutte, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (7/10) siang seperti dilansir setkab.go.id.

Menlu Retno mengutip pernyataan Presiden Jokowi yang menegaskan bahwa Belanda adalah salah satu mitra penting Indonesia di Eropa.

"Ini juga bisa langsung dilihat dari, misalnya angka perdagangan. Belanda merupakan mitra kedua terbesar perdagangan kita dengan Eropa. Dan data yang ada di kita, misalnya untuk 2018 itu lebih dari US$5 miliar. Jadi US$5,14 miliar. Kalau diurut dari semua negara di dunia, maka Belanda adalah nomor lima," terang Menlu.

Untuk investasi, lanjut Menlu, Belanda menduduki peringkat pertama di Eropa dengan jumlah hampir US$1 miliar tahun lalu. Sementara untuk pariwisata, Belanda adalah penyumbang wisatawan asing nomor empat terbesar dari Eropa dengan angka lebih atau hampir 210.000 wisatawan.

Selain itu, mengenai masalah investasi, menurut Menlu Retno, ada beberapa prioritas atau beberapa fokus yang dikerjasamakan dengan Belanda. Misalnya mengenai  pengelolaan air, juga di bidang infrastruktur kemaritiman dan vokasi.

Jadi, jelas Menlu Retno, inti dari pembicaraan presiden dengan perdana menteri ada dua. Yang pertama adalah mengenai upaya penguatan kerja sama ekonomi.  "Presiden mengatakan, perdagangan kita dengan Belanda surplus cukup banyak."

"Satu concern yang disampaikan oleh presiden, mengenai masalah kelapa sawit dan untuk ini baru saja, dua minggu yang lalu ya, saya berada di New York dan saya menandatangani MoU kerja sama untuk penguatan kapasitas bagi petani kecil sawit agar dapat memproduksi sawit yang sustainable. Ini kita lakukan dengan Belanda," terang Menlu Retno.

"Di bidang investasi fokusnya akan tetap di bidang di mana Belanda memiliki kekuatan, yaitu di bidang infrastruktur maritim, misalnya di bidang pelabuhan, kemudian water management. Kita sudah punya proyek yang ada di Semarang dan akan dilanjutkan."

Sementara fokus kedua adalah dalam konteks prioritas presiden lima tahun ke depan. 

"Presiden, menjelaskan mengenai lima tahun ke depan beliau akan memfokuskan pada penguatan sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan vokasi menjadi sangat penting artinya," papar Menlu Retno.

"Dan dua hal ini yang kita bahas tadi adalah vokasi di bidang kemaritiman karena sudah ada kerja sama dengan Belanda. Dan satu lagi adalah di bidang keperawatan."

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan