Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa dalam waktu satu setengah tahun terakhir, Kementerian Luar Negeri RI dan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) bekerja sama untuk fokus menggarap pasar Afrika.
"Dalam waktu satu setengah tahun itu, hasilnya tidak mengecewakan. Indonesia-Afrika berhasil raih total nilai kerja sama hampir US$2 miliar," jelas Menlu Retno dalam evening cocktail Kemlu RI dan Kadin di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Selasa (7/1).
Menlu Retno menyatakan bahwa selama ini, Indonesia terlalu fokus pada ikatan politik masa lalu dengan Afrika. Namun, pada akhirnya, angka di atas meja masih sangat rendah. Maka itu, kini Indonesia bergerak lebih cepat untuk mewujudkan kerja sama konkret.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar menuturkan bahwa Kemlu RI dan perwakilan di Afrika akan terus memberikan perhatian besar terhadap hubungan antara Indonesia dan Afrika.
Dia memaparkan, total nilai kerja sama US$2 miliar itu mencakup kontrak-kontrak di bidang infrastruktur, jasa konstruksi, hingga industri strategis.
Melihat keberhasilan yang diraih dengan Afrika, pada 2020, Mahendra mengatakan bahwa Indonesia akan mencoba menggarap pasar Amerika Latin dan Karibia serta Timur Tengah.
"Kita belajar dari apa yang berhasil dicapai dengan Afrika. Ternyata potensi tersembunyi, jika digarap dengan baik, maka akan luar biasa hasilnya," jelas dia.
Ketua Kadin Rosan Roeslani mengatakan bahwa kini, sudah banyak pengusaha Indonesia yang telah berani berinvestasi di Afrika.
"Tidak hanya yang besar seperti Indofood, justru produk yang tidak bisa kita jual ke kawasan lain, bisa kita jual ke Afrika," ungkap dia. "Indonesia memang perlu terus mengembangkan pasar kita, Afrika itu sangat potensial."
Sinergi Kemlu-Kadin
Wamenlu Mahendra menjelaskan bahwa pada Rabu (8/1), Menlu Retno dan Rosan akan menandatangani kesepakatan kerja sama untuk membangun sinergi antara Kemlu RI dan Kadin demi mencapai target diplomasi ekonomi.
"Esensi dari kesepakatan itu adalah, seluruh perwakilan Indonesia di luar negeri akan bekerja sama dengan 40 komite tetap bilateral dan regional milik Kadin," jelas Mahendra.
Kerja sama tersebut, tambahnya, dilakukan untuk menyusun program, komitmen, dan aktivitas bersama demi memperkuat diplomasi ekonomi. Nantinya, baik Kemlu RI maupun Kadin akan saling membantu dalam memetakan produk-produk unggulan bagi setiap wilayah.
"Ini berbeda dari yang lalu-lalu, dulu seluruh perwakilan Indonesia diminta memasarkan produk yang sama dengan cara yang seragam. Dengan kerja sama bersama Kadin, kami coba mengembangkan metode yang lebih dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pasar," lanjut dia.
Menurut mantan Duta Besar AS untuk RI tersebut, hal itu penting dilakukan agar produk yang dipromosikan perwakilan betul-betul cocok dan dibutuhkan oleh pasar setempat.
Mahendra mengungkapkan bahwa ini pertama kalinya Kemlu RI dan Kadin bekerja sama dengan erat dalam membentuk program bersama untuk merumuskan kebutuhan pasar internasional.
Senada dengan Mahendra, Rosan menyebut bahwa setiap negara memiliki karakteristik pasar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk beradaptasi dalam melakukan diplomasi ekonomi.
Menurutnya, sinergi antara Kadin dan Kemlu RI akan membuat strategi diplomasi ekonomi Indonesia lebih konsisten dan tepat sasaran.
"Kadin melihat para duta besar dan para kepala perwakilan sebagai market intelligence dan orang lapangan yang dapat memberi masukan untuk meningkatkan aktivitas perdagangan, investasi, hingga turisme Indonesia dengan pasar-pasar potensial," jelas Rosan.