Sebuah kapal kontainer raksasa pada Jumat (26/3) masih terjebak di Terusan Suez, Mesir, ketika pihak berwenang setempat terus berupaya membebaskannya dan membuka kembali lalu lintas di jalur air yang vital bagi pengiriman global tersebut.
The Ever Given, kapal berbendera Panama yang membawa kargo antara Asia dan Eropa, terjebak pada Selasa (23/3) di kanal sempit buatan manusia yang memisahkan benua Afrika dari Semenanjung Sinai.
Kapal milik perusahaan Jepang, Shoei Kisen KK, itu telah memblokir lalu lintas di kanal, menyebabkan puluhan kapal kecil terdampar di Laut Tengah dan Laut Merah.
Haluan kapal menyentuh dinding timur kanal, sementara buritannya tampak bersandar di dinding barat. Para ahli menyebut kejadian tersebut sebagai sebuah peristiwa luar biasa yang belum pernah mereka dengar terjadi sebelumnya dalam 150 tahun sejarah kanal itu berdiri.
Kapal tersebut terjebak sekitar 6 kilometer di utara mulut selatan kanal, dekat Kota Suez, area kanal yang merupakan jalur tunggal.
Otoritas Terusan Suez, yang mengoperasikan jalur air, telah mengerahkan sejumlah kapal tunda dalam upaya untuk mengapungkan kembali kapal besar yang terjebak itu, termasuk kapal keruk isap khusus yang mampu memindahkan 2.000 meter kubik material per jam.
Hingga Jumat pagi, kapal masih terjebak di posisi yang sama, dengan kapal tunda dan kapal keruk masih bekerja untuk membebaskannya. Masih belum jelas kapan rute kanal dapat dibuka kembali.
Seorang pejabat otoritas kanal Mesir menyebut refloating sebagai operasi yang sangat sensitif dan rumit yang perlu ditangani dengan sangat hati-hati. Mereka ingin menghindari komplikasi yang dapat memperpanjang penghambatan jalur kanal.
Sementara itu, tim dari Boskalis, sebuah perusahaan Belanda yang mengkhususkan diri dalam upaya penyelamatan kapal, mulai bekerja dengan otoritas kanal sejak Kamis (25/3).
Upaya penyelamatan difokuskan pada pengerukan untuk menghilangkan pasir dan lumpur dari sekitar sisi kiri haluan kapal besar tersebut.
Otoritas kanal pada Kamis malam menyebut bahwa mereka perlu memindahkan antara 15.000 hingga 20.000 meter kubik pasir untuk mencapai kedalaman 12-16 meter Kedalaman itu kemungkinan memungkinkan kapal kembali bergerak dengan bebas.
Belum jelas apa yang menyebabkan Ever Given terjepit pada Selasa. GAC, sebuah perusahaan pelayaran dan logistik global, mengatakan bahwa kapal tersebut mengalami pemadaman tanpa memberikan perincian lebih lanjut.
Evergreen Marine Corp, perusahaan pelayaran besar yang berbasis di Taiwan yang mengoperasikan kapal tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Ever Given diterjang oleh angin kencang saat memasuki kanal dari Laut Merah, tetapi tidak ada kargonya yang jatuh dan tenggelam.
Terusan Suez pun menyalahkan cuaca buruk atas insiden tersebut.
Penyumbatan tersebut telah menjadi masalah besar bagi perdagangan global. Sekitar 10% dari perdagangan dunia mengalir melalui kanal, yang sangat penting untuk pengangkutan minyak.
Penghambatan di kanal itu juga dapat memengaruhi pengiriman minyak dan gas ke Eropa dari Timur Tengah.
Setidaknya 150 kapal menunggu Ever Given bergerak kembali.
Menggunakan data dari pelacak Automatic Identification System pada kapal di laut, perusahaan data Refinitiv membagikan analisis yang menunjukkan lebih dari 300 kapal tetap dalam perjalanan ke jalur air selama dua minggu ke depan.