close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Seorang pria memperlihatkan sebuah koran dengan foto Presiden Kuba terpilih yang baru Miguel Diaz-Canel (ki) saat mantan presiden Kuba Raul Castro mengangkat tangannya dalam Majelis Nasional, di Havana, Kuba, Jumat (20/4)/AntaraFoto/Reuters
icon caption
Seorang pria memperlihatkan sebuah koran dengan foto Presiden Kuba terpilih yang baru Miguel Diaz-Canel (ki) saat mantan presiden Kuba Raul Castro mengangkat tangannya dalam Majelis Nasional, di Havana, Kuba, Jumat (20/4)/AntaraFoto/Reuters
Dunia
Sabtu, 21 April 2018 14:42

Meski presiden berganti, tidak ada ruang kapitalisme di Kuba

Untuk pertama kalinya sejak revolusi 1959, bukan anggota keluarga Castro yang memimpin pemerintahan Kuba.
swipe

Miguel Díaz-Canel telah dilantik sebagai presiden baru Kuba. Dia menggantikan Raul Castro yang menggantikan saudaranya, Fidel Castrop pada 2006. Untuk pertama kalinya sejak revolusi 1959, bukan anggota keluarga Castro yang memimpin pemerintahan Kuba.

Díaz-Canel sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden pertama dalam kurun waktu lima tahun. Meskipun Díaz-Canel lahir setelah revolusi Kuba, dia dikenal sebagai sekutu dekat Raul Castro dan diperkirakan tidak akan melakukan perubahan radikal.

“Tidak ada ruang di Kuba untuk restorasi kapitalisme,” papar Díaz-Canel dalam pidato pelantikannya di Havana, Kuba, pada Rabu (20/4), dilansir BBC. Díaz-Canel dipilih anggota Dewan Nasional. Seluruh anggota dewan beranggotakan 605 orang menyatakan satu suara mendukung Díaz-Canel.

Gerak Díaz-Canel pun akan terbatas. Itu disebabkan Raul Castro tetap akan menjabat sebagai pemimpin Partai Komunis Kuba. Kebijakan Díaz-Canel pun akan dikontrol ketat oleh Raul Castro.

 “Mandat yang diberikan kepada saya adalah untuk menjamin keberlangsung revolusi Kuba pada momen bersejarah dan menjamin anggota Dewan Nasional untuk mengawasi revolusi tetap berjalan sesuai jalurnya,” ucap Díaz-Canel. Mengenai kebijakan luar negeri, Díaz-Canel menegaskan tidak akan banyak perubahan. “Perubahan yang diperlukan akan ditentukan oleh rakyat Kuba,” imbuhnya.

Sebagian besar pidato Díaz-Canel didedikasikan untuk memuji pendahulunya. “Kuba masih membutuhkanmu,” ucapnya mengacu pada Raul Castro. Seluruh anggota Dewan Nasional pun berdiri memberikan penghormatan kepada Raul Castro.

Jika ada perubahan kebijakan yang ditempuh Díaz-Canel, maka itu akan dilaksanakan dengan pelan-pelan. Tentunya, kebijakan itu juga menyesuaikan dengan reformasi yang dikenalkan Raul Castro setelah menggantikan kakaknya, Fidel.

Sebagai pemimpin baru, Díaz-Canel juga akan menghadapi tantangan besar dalam bidang ekonomi. Apalagi, perekonomian Venezuela sebagai sekutu utama Kuba yang sedang hancur menjadikan Havana harus mengencangkan ikat pinggang.

 

img
Dika Hendra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan