close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
icon caption
Dunia
Jumat, 13 Oktober 2017 14:11

Militan perempuan ISIS siap lancarkan teror

ISIS mewajibkan militan perempuan untuk berjihad dengan menebar teror.
swipe

TEROR gerilyawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) akan terus berlanjut. Bukan hanya dilakukan militan pria, melainkan simpatisan dan penduduk ISIS dari kalangan kaum Hawa. Mereka diminta menebar teror di seluruh dunia karena terdesak di Irak dan Suriah.

Kaum perempuan yang diperkirakan akan angkat senjata dan menebar teror adalah para janda teroris ISIS. Seperti Hayat Boumeddiene, janda mendiang gerilyawan ISIS Amedy Coulibaly, yang kini bersiap menebar teror bersama pendukung perempuan ISIS lainnya. Seruan perempuan bisa ikut menebar teror akan berdampak luas secara global.

Seperti dilansir The Independent Jumat (13/10), ISIS mewajibkan pendukung perempuan untuk melakukan jihad dalam artian menerbar teror. “Saat ini, dalam konteks perang melawan ISIS, sudah menjadi kewajiban bagi perempuan untuk melaksanakan tugas di garda depan dalam mendukung gerilyawan di medan tempur,” demikian seruan ISIS. Mereka menyarankan perempuan untuk bersiap mengorbankan diri demi perjuangan ISIS.

Taktik dan strategi ISIS itu seperti mengikuti model Al-Qaeda di Irak yang memanfaatkan perempuan sebagai pelaku bom bunuh diri sejak 2005. Bahkan, kelompok gerilyawan Boko Haram di Nigeria juga meminta perempuan untuk melaksanakan aksi teror. Perempuan dianggap efektif melancarkan teror karena bisa mengelabui musuh.

Dalam pandangan Charlie Winter, peneliti senior dari the International Centre for the Study of Radicalisation and Political Violence (ICSR), propaganda ISIS terbaru merupakan perubahan kebijakan yang tak dapat dihindari. Banyak gerilyawan pria ISIS tewas menjadikan mereka kekurangan pasukan. Kemudian, mereka juga ingin terus menebar teror ke berbagai penjuru dunia, terutama Eropa.

“Sebenarnya banyak implikasi yang berbeda dalam isu keamanan dan kontraterorisme dalam pertempuran di Suriah dan Irak,” ujar Winter kepada The Independent. Dengan melibatkan perempuan, kata dia, gerakan ISIS akan berubah dari serangan menjadi pertahanan di Suriah dan Irak. Tapi dalam teror global, perempuan yang selama ini dianggap pemain minor kini bisa menjadi pemain utama.

img
Dika Hendra
Reporter
img
Dede Suryana
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan