Perusahaan vaksin Moderna berencana meluncurkan vaksin booster Covid-19 khusus Omicron pada Agustus mendatang. Saat ini Moderna masih mengumpulkan data klinis untuk menentukan apakah vaksin baru tersebut akan menawarkan perlindungan lebih baik daripada dosis vaksin yang telah ada.
Dilansir VOA, Jumat (18/2), bulan lalu Moderna memulai uji klinis untuk dosis booster yang dirancang khusus untuk Omicron. Namun, hasil awal dari penelitian yang dilakukan pada monyet itu menunjukkan vaksin khusus Omicron mungkin tidak menawarkan perlindungan lebih kuat.
Kepala eksekutif Moderna Stephane Bancel mengatakan, perusahaan bertujuan untuk menyiapkan booster pada Agustus 2022, sebelum musim gugur. Saat itu ia melihat kondisi orang yang lebih rentan mungkin membutuhkan booster.
Vaksin Moderna menggunakan teknologi mRNA untuk memicu respons kekebalan, mirip dengan suntikan yang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech.
"Kami percaya booster akan dibutuhkan. Saya belum tahu apakah itu akan menjadi vaksin yang ada, hanya omicron, atau bivalen: omicron dan vaksin yang ada, dua mRNA dalam satu dosis,” katanya.
Dia mengatakan, keputusan akan dibuat dalam beberapa bulan mendatang ketika data klinis tersedia. Bancel juga mengkonfirmasi, di bawah skenario terbaik, vaksin Moderna akan siap pada Agustus 2023. Vaksin itu akan melindungi dari Covid-19, flu, dan penyakit pernapasan lainnya secara bersamaan.
Jika benar-benar selesai, vaksin booster dari Moderna akan dijual antara 15 dolar hingga 37 dolar untuk setiap dosis.
Sebelumnya, uji coba vaksin booster Moderna telah dimulai akhir Januari lalu. Perusahaan mengatakan, hasil sementara suntikan ketiga vaksin Covid-19 bisa meningkatkan antibodi penetralisir terhadap varian pada dosis lebih rendah, tingkat kekebalan akan menurun enam bulan setelah dosis booster diberikan. Meski kekuatannya melemah, penetralisir antibodi tetap terdeteksi pada semua orang yang telah mendapatkan vaksin.
Sementara itu, penelitian telah menunjukkan, Omicron membawa infeksi yang tidak begitu parah jika dibandingkan ledakan gelombang sebelumnya. Namun, varian ini dengan cepat mendominasi di banyak negara duni yang menyebabkan peningkatan infeksi dan sistem kesehatan yang kewalahan. Omicron bahkan menyumbang 99,9% dari kasus Covid-19 di Amerika Serikat.