close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menko PMK, Muhadjir Effendy, menyinggung urgensi pengesahan 4 dokumen Pilar Sosial Budaya ASEAN dalam ASCC Council Meeting di Bali, Senin (8/5/2023). Dokumentasi Kemenko PMK
icon caption
Menko PMK, Muhadjir Effendy, menyinggung urgensi pengesahan 4 dokumen Pilar Sosial Budaya ASEAN dalam ASCC Council Meeting di Bali, Senin (8/5/2023). Dokumentasi Kemenko PMK
Dunia
Senin, 08 Mei 2023 21:03

Sidang ASCC, Muhadjir singgung urgensi 4 dokumen Pilar Sosial Budaya ASEAN

Salah satunya inisiatif one health guna memperkuat arsitektur kesehatan regional menyusul pandemi Covid mengakibatkan krisis multidimensi.
swipe

Beberapa isu prioritas dibahas dalam Sidang Dewan Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN ke-29 (The 29th ASCC Council Meeting) di Nusa Dua, Bali, pada Senin (8/5). Di antaranya, perlindungan pekerja migran, pembangunan pedesaan dan pengentasan kemiskinan melalui jejaring antardesa ASEAN, penguatan upaya regional untuk mempromosikan pembangunan yang inklusif, serta inisiatif one health di ASEAN.

Dalam sidang, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyinggung pentingnya empat dokumen keluaran Pilar Sosial Budaya ASEAN yang akan diajukan untuk adopsi para kepala negara se-Asia Tenggara dalam KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, NTT. Keempat dokumen itu adalah ASEAN Leaders Declaration on One Health Initiative, ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations, ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers, dan ASEAN Leaders Statement on the Establishment of the ASEAN Villages Network.

Dia lalu menyinggung inisiatif one health untuk memperkuat arsitektur kesehatan regional menyusul pandemi Covid-19 mengakibatkan krisis multidimensi hingga meningkatkan kerentanan kesehatan. Apalagi, insiatif tersebut menekankan keterpaduan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan ke dalam sistem kesehatan guna meningkatkan pencegahan dan respons terhadap pandemi di masa depan. 

"Melalui adopsi ASEAN Leaders Declaration on One Health Initiative, Indonesia menekankan pentingnya pendekatan terintegrasi untuk mengatasi tantangan kesehatan yang kompleks ini," katanya.

Kedua, untuk memperkuat perlindungan pekerja migran, termasuk mereka yang berada dalam situasi krisis. Hal tersebut sebagai respons atas dampak signifikan pandemi terhadap komunitas pekerja migran di kawasan ASEAN. Ini menjadi dasar Indonesia mengajukan ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations dan ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers dalam Pilar Sosial Budaya. 

"Merupakan kewajiban moral kami untuk memastikan bahwa komunitas-komunitas tersebut terlindungi dengan baik, sejalan dengan semangat Konsensus ASEAN tentang Perlindungan dan Pemajuan Hak-Hak Pekerja Migran," ujarnya. 

Ketiga, percepatan pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan melalui pembentukan jaringan desa dan kerja sama dengan mitra ASEAN dan swasta melalui ASEAN Leaders Statement on the Establishment of the ASEAN Villages Network. "Ini adalah agenda Indonesia untuk melibatkan berbagai aktor dalam pembangunan komunitas regional. Hal ini sebagai upaya memajukan ASEAN yang inklusif dan relevan dengan perkembangan isu global," ucapnya. 

Para delagasi yang hadir menyetujui dokumen keluaran yang diajukan Indonesia pada Pilar Sosial Budaya ASEAN. Hasil Sidang ASCC ke-29 akan diresmikan dalam KTT ASEAN di Labuan Bajo.

"Berbagai rekomendasi dari pertemuan ASCC akan disampaikan kepada kepala negara di KTT ASEAN, khususnya kepada Bapak Presiden Joko Widodo selaku Ketua ASEAN Tahun 2023," jelas Muhadjir. 

Sidang ASCC ke-29 dihadiri Menteri Pilar Sosial Budaya ASEAN yang juga Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Brunei Darussalam, Haji Nazmi Bin Haji Mohammad; Menteri Informasi, Budaya, dan Pariwisata Laos, Suanesavanh Vignaket; Menteri Pariwisata, Seni, dan Kebudayaan Malaysia, Dato' Tiong King Sing; Menteri Pembangunan Sosial dan Keluarga Singapura, Masagoz Zulkifli; dan Menteri Pembangunan Kesejahteraan Sosial Filipina, Rex Gatchalian.

Kemudian, Sekretaris Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia Thailand, Anukul Peedkaew;  Menteri Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Vietnam, Nath Bunroeun; Deputi Menteri Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas, dan Sosial Vietnam, Nguyen Ba Hoan; Wakil Menteri Sosial dan Inklusi Timor Leste, Signi Chandrawati Verdial; serta Sekjen ASEAN, Kao Kim Hourn. 

Timor Leste berpartisipasi
Di sisi lain, Timor Leste untuk pertama kalinya mengikuti Sidang ASCC. Dalam kesempatan tersebut, Timor Leste berstatus sebagai observer

"Atas nama pemerintahan Timor Leste, saya ingin berterima kasih kepada para pemimpin atas dukungan dan komitmen yang tak tergoyahkan kepada Timor Leste dalam upaya kami untuk bergabung menjadi anggota ASEAN," ungkap Signi Chandrawati Verdial.

Timor Leste siap berpartisipasi untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ASEAN. Bahkan, meyakini keketuaan Indonesia akan berdampak positif bagi ASEAN.

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan