Sebanyak 7 artefak budaya dikembalikan ke India dari museum di Kota Glaslow, Skotlandia, setelah melalui 18 bulan pembahasan. Sebagian di antranya sebelumnya dijarah dari tempat-tempat suci selama pemerintahan kolonial Inggris dan diserahkan sebagai hadiah untuk koleksi museum yang dikelola Glasgow Life.
Enam artefak di antaranya dicuri dari India utara pada 1800-an, sedangkan satu lainnya dibeli secara ilegal setelah dicuri dari pemilik aslinya. Semua benda ini dijarah dari tempat-tempat suci, seperti kuil dan tempat pemujaan, sebelum diberikan ke museum.
"Glasgow telah memimpin upaya repatriasi di Inggris sejak 1998," kata Kepala Museum dan Koleksi Glasgow Life, Duncan Dornan. "Kami berharap dapat melanjutkan pekerjaan kami dengan pihak berwenang India untuk mengembalikan artefak ini dengan aman."
Secara keseluruhan, Glasgow akan mengembalikan 51 barang kepada keturunan pemiliknya yang sah dari India dan Nigeria serta suku Sungai Cheyenne dan Oglala Sioux di negara bagian South Dakota, AS.
Pada Maret lalu, Dewan Kota Glasgow meminta maaf atas peran pemerintahnya dalam perdagangan budak Atlantik usai melakukan penelitian terhadap jalan, gedung, dan individu yang terkait dengan praktik tersebut.
Glaslow berkomitmen melakukan repatriasi sebagai bagian dari penilaian ulang yang lebih luas tentang asal-usul barang-barang di museum Barat, setelah gerakan anti-rasisme di seluruh dunia.
Di sisi lain, 2 universitas Inggris pada awal 2022 juga mengembalikan dua perunggu Benin ke Nigeria. Benda tersebut sempat dijarah penjajah Inggris pada abad ke-19. (Aljazeera)