Malaysia telah menerima minat dari sejumlah perusahaan lokal dan asing untuk membeli maskapai nasional Malaysia Airlines Bhd (MAB). Pengumuman ini disampaikan oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad pada Rabu (20/3).
Pihaknya, menurut Mahathir, masih mempelajari opsi bagi maskapai pelat merah yang bermasalah secara finansial tersebut.
"Ada sejumlah pihak yang tertarik untuk membeli, jadi kami tidak menolak opsi untuk menjualnya," ungkap PM Mahathir, tanpa menjelaskan secara rinci siapa saja yang dimaksudnya. "Pemerintah akan mempertimbangkan apakah akan mengganti manajemennya, menguranginya, atau memperluasnya."
"Meskipun kami mempekerjakan manajemen asing, MAS masih menghadapi kerugian. Oleh karena itu, salah satu opsinya adalah menjualnya," kata PM Mahathir.
Malaysia Airlines atau yang dijuluki MAS memiliki dua CEO asing sebelum kontrak mereka berakhir karena diambil alih oleh perusahaan induk investasi, Khazanah Nasional, pada 2014.
"Saya sayang MAS. Saya ingin MAS menjadi maskapai nasional, tetapi sepertinya kami tidak mampu mendanainya," sebut PM Malaysia berusia 93 tahun tersebut.
Pekan lalu, PM Mahathir telah mengatakan bahwa pemerintahannya tengah mempertimbangkan apakah akan menutup, menjual atau membiayai kembali MAS. Keputusan akan segera dibuat.
MBA telah berusaha bertransformasi dan kembali ke profitabilitas pada 2019 setelah dihantam dua bencana pada 2014, yaitu ketika penerbangan MH370 hilang dan penerbangan MH17 ditembak jatuh kelompok separatis di bagian timur Ukraina.
Khazanah Nasional pada awal bulan ini mengatakan bahwa pemerintah perlu memutuskan investasinya dan tingkat dukungan bagi MAS.