Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengatakan, hasil pemilihan di mana masing-masing kandidat memperoleh lebih dari 70 juta suara, menunjukkan bahwa negara itu masih terpecah belah.
"Hasil Pilpres 2020 menunjukkan bahwa bangsa kita masih sangat terpecah," kata Obama dalam sebuah wawancara, pada Minggu (15/11).
Wawancaranya pada Minggu merupakan satu dari serangkaian wawancara yang dijadwalkan untuk rilis bukunya, "A Promised Land", yang akan terbit pada 17 November. Buku ini menceritakan masa kanak-kanak dan perjalanan politik Obama sebelum menyelami kampanyenya yang bersejarah pada 2008 dan empat tahun pertama di Gedung Putih.
Obama kemudian juga membela kampanye aktifnya bagi presiden terpilih, Joe Biden, mantan wakil presidennya.
"Bukan preferensi saya untuk secara aktif berkampanye," ujar dia. "Saya pikir kita berada dalam keadaan dalam pemilihan ini di mana norma-norma tertentu, nilai-nilai kelembagaan tertentu yang sangat luar biasa penting, telah dilanggar. Itu penting bagi saya, sebagai seseorang yang pernah menjabat di kantor itu, untuk sekadar memberi tahu orang-orang."
Trump menolak untuk mengakui kekalahannya, berulang kali mengklaim tanpa bukti bahwa pilpres itu dicurangi dan terus mendorong tuntutan hukum yang terhadap hasil penghitungan suara.
Transisi formal antara pemerintahan Trump dan pemerintahan Biden dan wakilnya, Kamala Harris, yang akan datang kemungkinan akan ditunda sampai pemilihan disertifikasi oleh orang yang ditunjuk Trump.
Dalam wawancara terpisah dengan CBS pada Minggu, Obama mengecam, pejabat Republikan karena mendukung klaim palsu Presiden Trump atas kecurangan pilpres. Obama menilai, tuduhan tanpa bukti itu membahayakan demokrasi AS.
"Kita tidak akan pernah menerima respons seperti itu dari anak-anak kita sendiri, bukan? Maksud saya, jika putri-putri saya kalah dalam sebuah kompetisi dan kemudian menuduh pihak lain menang karena kecurangan, bila tidak ada bukti, saya akan memarahi mereka," sambung Obama.
Obama menegaskan bahwa secara hukum, presiden hanya dapat menduduki jabatan itu dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
"Ketika waktu Anda habis, maka itu adalah tugas Anda untuk mengutamakan kepentingan negara dan menyingkirkan ego Anda sendiri," ujarnya.
Lebih lanjut, Obama menuturkan, "Saran saya kepada Presiden Trump adalah jika Anda ingin diingat sebagai seseorang yang mengutamakan negara, inilah saatnya bagi Anda untuk melakukan hal yang sama."
Walaupun Trump kerap menyerang Obama, dia mengaku tidak menganggap pernyataan-pernyataan itu secara serius.
"Ada banyak hal yang Trump katakan yang tidak pernah saya anggap secara serius, meskipun seringkali hal itu dapat merugikan saya," tutur dia. (CNN)