Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 menyampaikan masyarakat untuk tidak berbaris menonton di rute marathon Olimpiade. Sebab, dikhawatirkan terjadi kerumunan yang menyebarkan virus SARS-CoV-2.
Dengan kurang dari tiga minggu sebelum Olimpiade Tokyo dimulai, kekhawatiran meningkat atas rebound kasus virus di Jepang. "Mengingat situasi Covid-19 saat ini, perlu untuk mengurangi risiko infeksi dengan membatasi pergerakan anggota masyarakat," kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan tentang cabang olahraga maraton dan jalan cepat.
"Oleh karena itu, telah diputuskan untuk meminta masyarakat menahan diri dari menonton di sepanjang trek."
Cabang marathon menjadi kontroversi dalam persiapan awal untuk Olimpiade 2020. Sebab, dipindahkannya tempat penyelenggaraan dari Tokyo menjadi ke Sapporo Utara untuk menghindari cuaca musim panas di Tokyo.
Final marathon putra-putri salah satu acara terakhir Olimpiade musim panas ini dan akan berlangsung pada 7 hingga 8 Agustus 2021. Pada acara latihan marathon di Sapporo pada Mei 2021, para penjaga keamanan berdiri dengan tanda di leher mereka meminta orang-orang untuk "jangan menonton balapan" demi mencegah infeksi.
Peristiwa tersebut berlangsung dalam suasana sunyi, dengan penonton yang tersebar masker wajah bertepuk tangan tetapi menahan diri tidak bersorak.
Penyelenggara pada hari Selasa (6/7), berjanji bekerja dengan otoritas lokal untuk memastikan Olimpiade Tokyo 2020 yang aman dan terjamin bagi semua peserta serta warga Sapporo dan Hokkaido.
Tetapi, dengan meningkatnya kasus Covid-19 dan kekhawatiran akan penyebaran varian virus corona baru, pemerintah Jepang pada minggu ini diperkirakan akan memperpanjang pembatasan virus di beberapa bagian negara itu.
Langkah-langkah saat ini, berlaku di Tokyo dan Sapporo membatasi penonton pada acara olahraga serta membatasi jam buka bar dan restoran.
Peningkatan angka virus telah memaksa Presiden Olimpiade Tokyo, Seiko Hashimoto, memperingatkan bahwa Olimpiade tertutup tetap menjadi pilihan. (sumber japantoday.com)