Pihak otoritas di Panama telah menemukan kuburan massal baru di daerah terpencil kemarin, Senin (14/9).
Sebelumnya, pada Januari lalu, mereka menemukan sisa-sisa jasad tujuh orang yang diyakini polisi disiksa dan dibunuh oleh sebuah sekte terlarang "Cahaya Baru Tuhan". Namun, pihak berwenang menyebut kuburan massal baru ini dilakukan oleh sekte berbeda.
Kantor kejaksaan setempat mengatakan, para penyelidik sedang mengawasi penggalian sisa- sisa kerangka di wilayah adat Bugle Ngabe, sekitar 350 km sebelah utara ibu kota.
"Saat ini tidak mungkin untuk menentukan jenis kelamin atau jumlah orang yang ditemukan di kuburan," kata jaksa penuntut umum di distrik adat Nurum, Azael Tugri.
Tugri mengatakan, para penyelidik harus mendaki selama 10 jam melalui pegunungan untuk mencapai lokasi itu, di dekat sumber Sungai Chucara.
Dinas Aeronaval Panama (SENAN) mengatakan, kuburan itu ditemukan setelah pencarian selama sebulan yang melelahkan.
Foto-foto di tempat kejadian yang dirilis oleh kantor kejaksaan menunjukkan para pejabat berpakaian putih menggali tanah di lokasi. Sementara saluran televisi Panama, TVN-2, menunjukkan gambar tampak seperti pecahan tulang yang ditampilkan di atas kertas putih.
Temuan mengerikan terbaru itu dikaitkan dengan kasus penangkapan pemimpin aliran sekte yang dicurigai pada bulan lalu. Pejabat SENAN menduga kelompok sekte itu melakukan pemerkosaan dan penganiayaan anak di bawah umur.
Pihak berwenang mengatakan, barang bukti dari kuburan telah dikirim ke pangkalan polisi di Santiago de Veraguas, 250 km barat daya Panama City, untuk pemeriksaan forensik.
Terkait kasus sekte terlarang, otoritas secara keseluruhan telah melakukan lima penangkapan dalam kasus tersebut, dan menyelamatkan tiga anak di bawah umur, seorang anak berusia 14 dan 10 tahun, serta bayi berusia tiga bulan.
Ini merupakan kasus pembunuhan massal kedua dalam tahun ini oleh sekte terlarang di Panama.
Pihak berwenang mengatakan, kasus ini tidak ada hubungan dengan sekte "Cahaya Baru Tuhan" yang bertanggung jawab atas kuburan yang ditemukan pada Januari lalu, saat para penyelidik menemukan kuburan massal di Altos del Terron, sebuah komunitas terpencil di wilayah adat, berisi sisa-sisa wanita hamil dan enam anak berusia satu hingga 17 tahun.
Mayat-mayat itu memiliki luka bekas penganiayaan dengan cara dipukuli. Beberapa hari kemudian, ditemukan pesan terkait iblis dan tumpukan tali yang masih bisa dilihat di sebuah gereja sementara yang digunakan sekte tersebut, berlokasi di tengah hutan lebat.
Mencurigai para pemimpin "Cahaya Baru Tuhan" terlibat dalam ritual pengusiran setan yang brutal, polisi kemudian menggerebek sebuah gereja yang digunakan oleh sekte tersebut dan menangkap 10 orang serta menyelamatkan 15 lainnya. Polisi yakin para korban "disiksa dan dikorbankan".
Disebutkan, pemimpin sekte tersebut mengklaim bahwa dia menjalankan perintah Tuhan untuk menyingkirkan setan dari para korban melalui proses pengusiran setan. (CNA)