Boeing akan menghentikan produksi 737 Max untuk sementara pada Januari 2020. Selama ini, produksi terus berlanjut meski jet jenis itu dilarang terbang selama sembilan bulan setelah dua kecelakaan mematikan.
Lebih dari 300 orang tewas ketika dua pesawat 737 Max jatuh di Indonesia dan Ethiopia setelah melaporkan adanya persoalan dengan fitur baru.
Boeing berharap dapat membuat 737 Max kembali mengudara pada akhir tahun ini. Namun, regulator Amerika Serikat menegaskan bahwa jet 737 Max tidak akan disertifikasi untuk kembali beroperasi secepat itu.
Berbasis di Seattle, Boeing adalah salah satu eksportir terbesar AS. Perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak akan memberhentikan pekerja yang terkait dengan 737 Max, tetapi penangguhan kemungkinan akan memengaruhi pemasok dan ekonomi yang lebih luas.
"Pengembalian 737 Max dalam layanan adalah prioritas utama kami," ujar Boeing dalam pernyataannya. "Kami tahu bahwa proses pengembalian 737 Max ... harus luar biasa teliti dan solid, demi memastikan bahwa regulator, pelanggan, dan masyarakat penerbangan percaya dengan pembaruan 737 Max."
Pekan lalu sidang kongres diberitahu bahwa regulator penerbangan AS sadar setelah kecelakaan pertama di Indonesia pada Oktober 2018 terdapat risiko kecelakaan lebih lanjut.
Analisis Otoritas Penerbangan Federal telah mengungkapkan kemungkinan kecelakaan pada jenis jet yang sama kecuali jika ada perubahan pada desainnya.
Pascakecelakaan 737 Max di Indonesia, jet tersebut tidak dilarang terbang hingga akhirnya terjadilah kecelakaan kedua di Ethiopia pada Maret 2019.
Kini Boeing disebut tengah mendesain ulang sistem kontrol otomatis yang dianggap sebagai penyebab utama kecelakaan.
Analis industri perjalanan Henry Harteveldt menyebut, keputusan untuk menangguhkan produksi belum pernah terjadin sebelumnya dan kemungkinan akan berdampak besar pada Boeing, pemasoknya dan para maskapai penerbangan.
"Ini benar-benar akan menciptakan kekacauan bagi maskapai penerbangan yang terlibat dalam hal ini serta enam ratus perusahaan yang merupakan bagian dari rantai pasokan 737 Max dan tentu saja Boeing sendiri," sebut Harteveldt.
Saham Boeing dilaporkan turun lebih dari 4% pada Senin (16/12) di tengah spekulasi pengumuman penangguhan produksi.
Boeing mengatakan saat ini mereka memiliki 400 unit jet 737 Max di gudang dan akan fokus pada pengiriman ke pelanggan. Sementara banyak maskapai penerbangan di seluruh dunia memesan 737 Max, pengiriman telah terhenti sementara demi memungkinkan insinyur Boeing mengembangkan perbaikan perangkat lunak.