Presiden Israel Reuven Rivlin mengabulkan permintaan pemimpin oposisi Benny Gantz untuk memperpanjang tenggat pembentukan pemerintah koalisi setelah pembicaraannya dengan saingannya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dimulai kembali.
Awalnya, Presiden Rivlin menolak memperpanjang batas waktu yang akan berakhir pada Senin (13/4) tengah malam.
Namun, keputusan Presiden Rivlin berubah setelah Netanyahu mengundang Gantz ke kediamannya untuk melanjutkan negosiasi dan keduanya secara bersama meminta perpanjangan batas waktu.
"Netanyahu, inilah momen kita ... Rakyat Israel mengharapkan kita menyampingkan perbedaan dan bekerja sama," kata Gantz dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi.
Kantor presiden mengatakan bahwa permintaan untuk perpanjangan tenggat selama 48 jam tiba tepat sebelum tengah malam pada Senin lewat dukungan kedua belah pihak dan dengan pengertian bahwa mereka sangat dekat untuk mencapai kesepakatan.
Netanyahu dan Gantz, yang saling bertarung dalam tiga pemilu yang berujung pada hasil tidak meyakinkan selama tahun lalu, telah menyatakan keinginan untuk mencapai pemahaman.
Tidak satu pun di antara mereka memiliki kursi cukup di parlemen untuk menjadi mayoritas sehingga muncul pertimbangan untuk membagi kekuasaan yang akan membuat mereka bergantian memimpin negara itu selama periode empat tahun.
Jika kebuntuan negosiasi antara Gantz dan Netanyahu berlanjut maka Israel terpaksa menggelar pemilu keempat dalam waktu kurang lebih satu tahun.
Media Israel berspekulasi bahwa Netanyahu mungkin akan menggagalkan negosiasi setelah jajak pendapat menunjukkan partainya dapat memenangkan pemilu keempat. (The Guardian)