Pasokan vaksin Covid-19 Covax telah melampaui permintaan global untuk pertama kalinya bersamaan dengan proyek berbagi vaksin negara-negara di seluruh dunia. Permintaan pasokan dalam proyek ini mencapai lebih dari 300 juta dosis. Ini artinya ada sinyal positif bahwa seluruh warga dunia akan mendapatkan vaksin secara merata.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (23/2), tahun lalu negara-negara kaya mendominasi distribusi vaksin Covid-19. Ini artinya 70% warga dari negara kaya sudah memperoleh vaksin di saat yang bersamaan dengan 70% warga dari negara berpenghasilan rendah tidak mendapatkannya. Namun, ketika pasokan meningkat negara-negara miskin tetap menghadapi masalah distribusi seperti kekurangan rantai dingin, tidak adanya dana untuk mendukung distribusi, dan gelombang protes masyarakat antivaksin.
Pada Januari 2022, Covax, program vaksin global yang dijalankan oleh lembaga nirlaba pemerataan vaksinasi Gavi dan WHO, memiliki 436 juta vaksin untuk dialokasikan ke negara berpenghasilan rendah. Namun, negara-negara tersebut hanya meminta 100 juta dosis untuk distribusi pada akhir Mei, pertama kalinya dalam 14 putaran alokasi bahwa pasokan telah melampaui permintaan, seperti disebutkan dalam dokumen dari Covax Independent Allocation of Vaccines Group.
Juru Bicara Gavi mengatakan Covax sekarang berada dalam pasokan yang cukup untuk memenuhi permintaan. Namun. lembaga ini mengakui bahwa vaksinasi masih menjadi masalah di negara miskin. "Kami hanya akan menutup kesenjangan ekuitas vaksin sekali dan untuk selamanya jika kami dapat membantu negara-negara meluncurkan vaksin dengan cepat dan dalam skala besar," kata juru bicara itu.
Dengan hanya 100 juta dosis permintaan, Gavi masih memiliki cadangan vaksin yang cukup. Vaksin yang tidak digunakan oleh Covax selama periode ini dapat dialokasikan kembali di periode selanjutnya.
Sementara negara-negara kaya membuka ekonomi mereka, WHO dan para pakar kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa peluncuran vaksin yang lambat di daerah miskin akan memberi kesempatan virus corona kembali bermutasi dan menciptakan varian baru.
Rendahnya permintaan vaksin pada Januari menandakan negara-negara berpenghasilan rendah enggan mengambil dosis yang tidak dapat digunakan. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kendala distribusi.
Pertemuan untuk mengatasi tantangan distribusi sedang berlangsung di Abuja, Nigeria, yang diselenggarakan oleh Aliansi Pengiriman Vaksin Afrika Uni Afrika dengan WHO. Ada harapan bahwa negara-negara Afrika akan mengelola miliaran dosis vaksin Covid-19 mengingat pengalaman mereka dalam menangani penyakit mematikan seperti ebola hingga malaria.