Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa pandemik coronavirus jenis baru adalah tantangan terbesar yang dihadapi dunia sejak Perang Dunia II.
"Risiko yang ditimbulkan pandemik tersebut meningkatkan ketidakstabilan, kerusuhan, dan konflik, membuat kami menilai bahwa ini adalah tantangan terbesar yang dunia hadapi sejak Perang Dunia II," ujar dia di Markas PBB, New York, pada Selasa (31/3).
Dia menilai bahwa Covid-19 dapat menimbulkan resesi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam acara peluncuran laporan PBB tentang potensi dampak sosial-ekonomi dari pandemik tersebut.
"Coronavirus jenis baru menyerang masyarakat, merenggut nyawa, dan merampas mata pencaharian orang," lanjut dia.
Laporan PBB memperkirakan bahwa hingga 25 juta pekerjaan bisa hilang di seluruh dunia akibat pandemik tersebut. Lebih lanjut, laporan itu juga memproyeksikan bahwa aliran Investasi Asing Langsung (FDI) akan turun hingga 40% secara global.
Guterres menyerukan respons yang terkoordinasi dan cepat untuk menekan tingkat penularan dan mengakhiri pandemik coronavirus jenis baru. Menurut dia, masih banyak negara yang tidak menghormati pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan cenderung bertindak sendiri.
"Respons yang lebih kuat dan efektif hanya mungkin dilakukan jika semua pihak menjunjung solidaritas, melupakan permainan politik, dan memahami bahwa yang terpenting adalah kehidupan umat manusia," tambah dia.
Guterres mendesak negara-negara maju untuk membantu negara yang kurang berkembang atau berpotensi mengalami penularan massal dari Covid-19. Dia memperingatkan bahwa penyebaran virus tersebut dapat menjadi seperti bumerang, yakni kembali menghantam negara-negara maju jika penyebarannya tidak berhasil dikontrol di negara-negara miskin.
Dia menyatakan dukungan terhadap gagasan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Kanselir Jerman Angela Merkel pada KTT G20 pekan lalu. Para pemimpin dunia tersebut mengusulkan inisiatif G20 untuk membantu Afrika melawan coronavirus jenis baru.
"Kita harus bertindak cepat untuk mewujudkannya," kata dia. "Jika tidak, Benua Afrika akan mengalami kesulitan besar dalam menghadapi pandemik ini."
Hingga berita ini diturunkan, jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia melampaui 858.000, termasuk lebih dari 42.000 fatalitas dan lebih dari 178.000 pasien sembuh. (BBC, France 24, dan ABC News)