close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi peretasan. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi peretasan. Foto Pixabay.
Dunia
Kamis, 23 Januari 2020 10:19

PBB kaitkan peretasan ponsel Bezos dengan pembunuhan Khashoggi

Analisis forensik menyebut bahwa ponsel Bezos disusupi pada 1 Mei 2018 lewat file video yang dikirim via WhatsApp.
swipe

Para ahli PBB mengatakan mereka sangat prihatin dengan laporan bahwa akun WhatsApp milik Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman atau MBS digunakan untuk mengirim spyware atau perangkat pengintai ke ponsel CEO Amazon Jeff Bezos.

"Informasi yang kami terima menunjukkan kemungkinan keterlibatan putra mahkota dalam pengintaian Bezos, dalam upaya untuk memengaruhi, jika tidak membungkam, laporan The Washington Post terkait Arab Saudi," demikian pernyataan para ahli PBB yang dirilis pada Rabu (22/1).

Pernyataan tersebut dirilis oleh pelapor khusus PBB Agnes Callamard, yang memiliki spesialisasi dalam pembunuhan di luar hukum atau ekstrayudisial dan terlibat dalam penyelidikan pembunuhan kolumnis The Post Jamal Khashoggi, serta David Kaye, pelapor khusus PBB yang fokus pada kebebasan berpendapat dan berekspresi. Keduanya mendesak penyelidikan atas kasus tersebut.

Para ahli PBB merilis pernyataan setelah sejumlah media melaporkan bahwa tim forensik yang disewa Bezos menyimpulkan, ponsel orang terkaya di dunia itu diretas oleh akun yang dikendalikan MBS.

Sebuah sumber mengatakan kepada CNN bahwa tim forensik telah mencapai kesimpulannya dengan keyakinan "sedang sampai tinggi". Kisah ini pertama kali dilaporkan oleh The Guardian.

Pada Selasa (21/1), Arab Saudi membantah bahwa mereka bertanggung jawab. Kedutaan Besar Arab Saudi di Washington mentwit bahwa laporan media yang menunjukkan bahwa kerajaan di balik peretasan ponsel Bezos tidak masuk akal.

"Kami menyerukan penyelidikan atas klaim-klaim tersebut sehingga kami dapat membeberkan semua fakta," sebut mereka.

Analisis forensik menyebut bahwa ponsel Bezos disusupi pada 1 Mei 2018 lewat file video yang dikirim dari akun WhatsApp yang digunakan secara pribadi oleh MBS. Menurut penilaian yang dilihat oleh para ahli PBB, sejumlah besar informasi telah diekspor dari ponsel Bezos dalam beberapa jam setelah video tersebut dikirim.

Ringkasan laporan para ahli PBB mengungkap, lonjakan data berlanjut tanpa terdeteksi selama beberapa bulan dan secara keseluruhan lebih dari enam gigabita data dicuri.

"Analisis forensik menilai bahwa intrusi kemungkinan dilakukan melalui penggunaan produk spyware terkemuka yang diidentifikasi dalam kasus pengintaian lainnya oleh Arab Saudi," sebut para ahli PBB.

Baik Bezos, Amazon, maupun Facebook belum bersedia berkomentar atas pernyataan para ahli PBB.

Namun, pada Rabu, Bezos mentwit foto dirinya yang tengah menghadiri peringatan kematian Khashoggi pada 2019. Foto tersebut menandai komentar publik pertamanya sejak dugaan peretasan ini terungkap.

Pengungkapan ini memberi gambaran baru tentang sosok raja masa depan, yang upayanya untuk merombak ekonomi Arab Saudi dan menarik investasi asing telah dicoreng kemarahan global atas dugaan perannya dalam pembunuhan Khashoggi di konsulat negara itu di Istanbul, Turki. 

Sejumlah sumber mengatakan kepada CNN, CIA telah menyimpulkan bahwa MBS secara pribadi memerintahkan pembunuhan Khashoggi, tuduhan yang telah secara konsisten dibantah oleh Arab Saudi.

Pada saat pembunuhannya pada Oktober 2018, Khashoggi masih bekerja sebagai kolumnis untuk The Post, surat kabar milik Bezos.

Khashoggi, seorang pembangkang yang mengkritik rezim Arab Saudi, mulai menulis untuk The Post sejak 2017. Dia mempublikasikan sejumlah kolom yang menyinggung penindasan rezim Arab Saudi serta cengkeraman MBS terhadap media di negara itu.

Setelah kematian Khashoggi, The Post mulai menerbitkan artikel-artikel tentang peran Arab Saudi dan MBS dalam pembunuhan itu. Dalam sebuah tulisan yang diunggah 8 Februari 2019, Bezos mengungkap keyakinan bahwa dia telah menjadi musuh Arab Saudi karena pemberitaan The Post.

Dan para pakar PBB menggemakan pernyataan Bezos pada Rabu.

"Pada saat Arab Saudi seharusnya menyelidiki pembunuhan Khashoggi, dan menuntut mereka yang dianggap bertanggung jawab, mereka secara diam-diam melancarkan kampanye daring besar-besaran melawan Bezos dan Amazon, menargetkan dia terutama sebagai pemilik The Washington Post," kata Callamard dan Kaye dalam pernyataan mereka.

Arab Saudi memvonis mati lima orang atas pembunuhan Khashoggi pada Desember, tetapi membersihkan nama mantan penasihat utama MBS. Callamard sendiri telah menemukan bukti yang cukup kredibel hingga berani menyerukan agar MBS diselidiki.

Pihak Bezos juga menguak dugaan bahwa serangan via WhatsApp merupakan bagian dari skema yang memungkinkan National Enquirer, tabloid Amerika Serikat, untuk mendapat akses ke sejumlah pesan pribadi antara Bezos dengan seorang wanita bernama Lauren Sanchez. Keduanya disebut memiliki hubungan gelap semasa Bezos masih terikat pernikahan dengan MacKenzie Sheri.

Belakangan, pasangan ini sudah mempublikasikan hubungan mereka.

Juru bicara penerbit National Enquirer sebelumnya menegaskan, "American Media tidak memiliki, juga tidak pernah punya ikatan editorial atau finansial dengan Arab Saudi."

Elkan Abramowitz, pengacara CEO American Media David Pecker, pada Februari sempat menyatakan bahwa sumber informasi atas pemberitaan National Enquirer bukan Arab Saudi.

Sebelumnya, sempat dikabarkan pula bahwa pembocor informasi adalah saudara Lauren Sanchez, Michael Sanchez. Namun, kepada The Post, pria itu membantahnya.

Gavin de Becker, konsultan keamanan yang bekerja untuk Bezos, telah blak-blakan menunjuk bahwa Arab Saudi berperan dalam peretasan ponsel Bezos.

"Penyelidik kami dan beberapa ahli menyimpulkan dengan keyakinan tinggi bahwa Arab Saudi memiliki akses ke ponsel Bezos, dan memperoleh informasi pribadi," tulis de Becker dalam opini yang dipublikasikan Daily Beast pada Maret 2019. (CNN)

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan