Separatis di wilayah Papua Indonesia telah merilis rekaman video pilot Selandia Baru Philip Mehrtens, yang disandera sejak seminggu yang lalu.
Philip Mehrtens diculik setelah mendaratkan pesawatnya di pegunungan Nduga yang terpencil di Papua.
Dalam video yang dikirim ke RNZ Pacific, Mehrtens dikepung oleh beberapa anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Mehrtens mengenakan jaket denim biru dan kaos Free West Papua membacakan pernyataan yang telah disiapkan. Di mana dia mengulangi tuntutan pemberontak.
Dalam satu video dia berkata: "Militer Papua telah menangkap saya dalam upaya mereka untuk Papua. Mereka meminta militer Indonesia untuk pulang, kembali ke Indonesia dan jika tidak saya akan tetap ditawan sampai hidup saya terancam."
Di lain dia berkata: "Indonesia perlu mengakui kemerdekaan Papua."
Pemberontak berjanji akan membebaskan pilot jika Papua diberikan kemerdekaan.
Para separatis yang muncul dalam video dipersenjatai dengan campuran senapan serbu dan busur serta anak panah. Seorang pria-yang menghadap ke kamera dan menyampaikan tuntutan kelompok tersebut memperkenalkan dirinya sebagai pimpinan TPNPB Egianus Kogoya.
Media Selandia Baru telah mendapatkan terjemahan dari video tersebut dari Chris Wilson, dosen senior di bidang politik dan hubungan internasional di University of Auckland. Dia melihat dan menerjemahkan video yang dikirim tersebut.
Dia mengatakan, para pemberontak memperingatkan bahwa Mehrtens "akan mati di sini" seperti "kita semua" jika militer Indonesia berusaha menyelamatkannya.
Pilot berusia 37 tahun itu diculik setelah pesawat penumpang kecil milik Susi Air Indonesia mendarat di Nduga.
Pesawatnya telah berangkat dari bandara Mozes Kilangin di Papua Tengah pada Selasa (7/2) pagi pekan lalu, dan akan kembali beberapa jam kemudian setelah menurunkan lima penumpang.
Tetapi tak lama setelah mendarat, pemberontak menyerbu pesawat bermesin tunggal itu dan menangkap pria asal Christchurch itu. Pesawat kemudian dibakar.
Seorang juru bicara TPNPB kemudian mengatakan kepada BBC Indonesia bahwa Mehrtens telah dipindahkan ke distrik yang dikuasai kubu kelompok tersebut dan terletak di daerah terpencil, dan dia akan digunakan sebagai "pengungkit" dalam negosiasi politik.
Kelompok itu mengatakan, aksi itu dilakukan karena Selandia Baru bekerja sama secara militer dengan Indonesia.
Juru bicara kelompok tersebut Sebby Sambom, mengatakan kepada RNZ Pacific bahwa pihaknya terus menuntut negosiasi dari pemerintah Selandia Baru untuk pembebasan pilot tersebut.
Penumpang lainnya yang merupakan warga asli Papua dibebaskan.
Pemberontak Papua yang ingin merdeka dari Indonesia sebelumnya telah mengeluarkan ancaman akan menyerang pesawat yang diyakini membawa personel dan perbekalan ke Jakarta.
Konflik antara penduduk asli Papua dan pihak berwenang Indonesia adalah hal biasa, dengan pejuang prokemerdekaan melakukan serangan lebih sering sejak 2018.
Sementara itu, tiga diplomat Selandia Baru dan dua staf Kementerian Luar Negeri RI tiba di ibu kota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah pada Senin (15/2).
Jubi TV melaporkan kedatangan mereka di kota Timika adalah untuk memantau perkembangan pencarian pilot Selandia Baru Philip Mehrtens.
Pada Senin siang, mereka menghadiri rapat yang dipimpin oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III.
Para diplomat mengungkapkan harapannya agar Mehrtens dapat ditemukan dalam keadaan hidup dan sehat serta segera dibebaskan.
Keterangan tertulis yang diterima Jubi TV dari Komando Daerah Militer (Kodam) pada Senin menyebutkan ketiga diplomat Selandia Baru itu adalah wakil Kepala Misi Diplomatik Selandia Baru untuk Aseanm Brendan Andrew Stanbury, dan Patrick John Fitzgibbon dan Alexander Mcsporran dari Kedutaan Besar Selandia Baru.
Mereka didampingi staf Kementerian Luar Negeri Dionisius Elvan Swasono dan Nicolas Hendrik Theodorus.
Sumber: rnz.co.nz/