Dunia perbankan pekan ini digegerkan modus pembobolan uang di ATM tanpa harus menggunakan pin. Pembobolan yang disebut dengan jackpotting dapat membuat mesin ATM mengeluarkan uang tunai dengan menggunakan perangkat lunak.
Dua pembuat mesin ATM dunia yakni Diebold Nixdorf dan NRC Corp memperingatkan modus baru terkait pembobolan mesin ATM. Meski demikian, keduanya tak mengidentifikasikan korban atau menyebut uang yang hilang akibat jackpotting. Hanya saja jumlahnya disebut-sebut telah meningkat di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Jumlah uang yang dicuri hingga kini tak jelas. Sebab, korban dan polisi tidak mengungkapkan rinciannya. Hanya saja serangan jackpotting dilaporkan oleh situs berita keamanan Krebs on Security terjadi di Meksiko pada tahun lalu.
Reuters melaporkan Diebold dan NRC telah memperingatkan kliennya terkait kondisi tersebut. Bahkan NRC menyebut kasus tersebut pertama kali terjadi di Amerika Serikat (AS).
"Mitra kami harus segera bertindak dan mengambil langkah yang tepat untuk melindungi mesin ATM mereka terhadap bentuk serangan ini," kata NCR.
Diebold juga telah memperingatkan bahwa peretas mengincar model ATM jenis Opteva yang diproduksi beberapa tahun lalu. Biasanya para peretas mengincar ATM yang berada di apotik, mesin drive thru ATM atau mesin ATM yang terpisah.
Para peretas umumnya telah mendapatkan akses fisik, mengganti hard drive serta menekan tombol internal untuk mengatur ulang perangkat tersebut. Perusahaan keamanan siber asal Rusia, Grup IB melaporkan bahwa kejahatan yang menyerang mesin uang telah terjadi di selusin negara di Eropa pada tahun 2016. Bahkan juga terjadi di Thailand dan Taiwan.