Pemerintah didesak melayangkan nota protes ke Israel lantaran roketnya mengenai Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, Palestina. Apalagi, fasilitas tersebut dibangun masyarakat Indonesia untuk program kemanusiaan.
"Pemerintah harus melakukan protes terbuka ke Israel karena serangan mereka juga mengenai lokasi Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Rumah sakit tersebut dibangun dengan sumbangan masyarakat Indonesia untuk program kemanusiaan," ujar anggota Komisi IX DPR, Netty Prasetiyani, dalam keterangannya.
Israel menyerang Gaza dalam beberapa hari terakhir untuk membalas gempuran Hamas, yang mula-mula dilakukan Sabtu (7/10). Nahas, RS Indonesia di Gaza terkena serangan udara Israel, Rabu (11/10).
Ratusan orang pun tewas akibat meledaknya rudal yang dilontarkan Israel, salah satunya adalah staf lokal, Abu Romzi. Mobil operasional MER-C yang terparkir di depan Wisma dr. Joserizal, tempat tinggal para sukarelawan, juga rusak akibat serangan itu.
Netty melanjutkan, serangan Israel tersebut melanggar hukum perang internasional. Pangkalnya, tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan harus dijaga dan bebas dari sasaran serangan.
"Kasus serangan ke RS ini bukan lagi hanya menyangkut Palestina, tapi sudah menyangkut harkat martabat bangsa Indonesia dan juga kemanusiaan," ucap politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Lebih jauh, Netty berpendapat, serangan roket Israel ke RS Indonesia bakal mengganggu pelayanan, apalagi intensitas serangan belum mereda hingga kini. "Bagaimana nasib masyarakat Palestina yang sakit dan korban serangan jika rumah sakit terganggu fungsinya?"
Selain melayangkan nota protes kepada Israel, ia juga mendorong pemerintah segera mengevakuasi WNI yang berada di daerah konflik. Kemudian, memberikan trauma healing kepada korban, utamanya anak-anak.
"Negara harus hadir dalam melindungi rakyatnya di mana pun mereka berada," katanya. "Anak-anak yang terpapar konflik dan perang membutuhkan dukungan dan bantuan psikologis yang optimal. Jangan biarkan generasi bangsa tumbuh dengan ingatan akan kekerasan dan perang."