close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Dunia
Rabu, 19 Januari 2022 10:20

Pemerintah klaim Tonga hadapi bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya

Pemerintah setempat hingga saat ini juga belum berhasil melakukan kontak dengan beberapa pulau berpenghuni.
swipe

Pemerintah Tonga mengeluarkan pernyataan resmi untuk pertama kalinya sejak letusan gunung berapi dan tsunami menghantam negara kepulauan itu akhir pekan lalu. Tiga orang diketahui meninggal dunia dan jumlah ini dimungkinkan akan terus bertambah. Pemerintah hingga saat ini juga belum berhasil melakukan kontak dengan beberapa pulau berpenghuni.

Seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (19/1) kantor Perdana Menteri Siaosi Sovaleni mengumumkan kematian seorang wanita berusia 65 tahun di Pulau Mango dan seorang pria berusia 49 tahun di Nomuka, selain Angela Glover, seorang wanita Inggris yang tinggal di Tonga yang tubuhnya ditemukan pada Senin (17/1). Kantor itu juga mengatakan setiap rumah di Pulau Mango, tempat sekitar 50 orang tinggal, telah hancur, dan hanya dua rumah yang tersisa di Fonoifua.

Pemerintah menyebut Tonga menghadapi apa yang disebut bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya, dari letusan gunung berapi besar yang menutupi negara itu denngan abu hingga gelombang tsunami 15 meter yang menghancurkan hampir semua rumah. Sejak jaringan komunikasi terputus, informasi tentang skala kehancuran sebagian besar diperoleh dari pesawat pengintai.

Sebuah pernyataan menggambarkan letusan gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, 40 mil (65 km) Utara Ibu Kota Tonga, sebagai bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebuah gumpalan vulkanik telah menutupi keseluruhan sekitar 170 pulau di Tonga, di mana lebih dari 100.000 orang tinggal.

Pemerintah mengatakan, angkatan laut Tonga telah dikerahkan dengan tim kesehatan dan air, makanan, dan tenda ke pulau-pulau terpencil. Sebelumnya, foto udara yang diambil oleh pasukan pertahanan Selandia Baru menunjukkan pulau Nomuka diselimuti abu hitam dan abu-abu. Sementara itu, citra satelit yang dianalisis oleh PBB menunjukkan keadaan serupa di Kolomotu'a, Tongatapu, dan Desa Fafaa, Kolofo'ou. Beberapa bangunan tetap berdiri, yang lain tampaknya telah runtuh, dan seluruh lanskap dilapisi dengan abu.

Di bandara internasional Fua'amotu, landasan pacu tampak telah dibanjiri abu atau kotoran. Citra satelit lainnya menunjukkan bahwa banjir datang di beberapa blok dari garis pantai. Orang-orang tonga di seluruh dunia mungkin terpaksa menunggu berminggu-minggu untuk bisa menghubungi orang-orang terdekat mereka.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Nanaia Mahuta, mengatakan, abu dapat menyebabkan masalah penyaluran bantuan ke negara itu melalui pesawat.

"Gambar menunjukkan hujan abu di landasan pacu bandara Nuku'alofa yang harus dibersihkan sebelum penerbangan pesawat C-130 Hercules bisa mendarat untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan," katanya.

Sedangkan angkatan pertahanan Australia juga mengirim pesawat pengintai pada Senin, untuk menilai kerusakan infrastruktur penting seperti jalan, pelabuhan dan saluran listrik.

 

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan