close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Partai Demokrat berhasil mengambil kendali Parlemen Amerika Serikat dalam pertarungan sengit pada pemilihan paruh waktu yang berjalan sejak Selasa (6/11). Sebaliknya, Partai Republik unggul dalam mempertahankan posisi mereka di Senat. / Twitter
icon caption
Partai Demokrat berhasil mengambil kendali Parlemen Amerika Serikat dalam pertarungan sengit pada pemilihan paruh waktu yang berjalan sejak Selasa (6/11). Sebaliknya, Partai Republik unggul dalam mempertahankan posisi mereka di Senat. / Twitter
Dunia
Kamis, 08 November 2018 01:25

Pemilu AS: Trump kalah, Parlemen dikuasai Demokrat

Partai Demokrat berhasil mengambil kendali Parlemen Amerika Serikat dalam pertarungan sengit pada pemilihan paruh waktu.
swipe

Partai Demokrat berhasil mengambil kendali Parlemen Amerika Serikat dalam pertarungan sengit pada pemilihan paruh waktu yang berjalan sejak Selasa (6/11). Sebaliknya, Partai Republik unggul dalam mempertahankan posisi mereka di Senat.

Menurut data AP hingga Rabu (7/11) pukul 22.00 WIB, Partai Demokrat sukses merebut 220 dari 435 kursi parlemen yang diperebutkan. Sementara Partai Rebublik berhasil mengamankan 51 dari 100 kursi yang diperebutkan pada pemilihan senat. Namun, hingga saat ini, proses penghitungan masih berlangsung.

Pemilihan anggota kongres pertama pada periode kepemimpinan Trump ini terbilang sengit. Terjadi perbedaan pendapat di masyarakat AS yang mendukung kebijakan Trump dengan penentang. 

Contohnya, dilansir dari AP, anak-anak muda yang tinggal di pinggiran kota, banyak yang tidak setuju dengan pandangan negatif Trump terhadap imigran. Akan tetapi, para pemilih di perdesaan masih setuju dengan pendirian dan pandangannya yang agresif.

Demokrat yang menjadi mayoritas di DPR AS akan menghentikan dominasi Republik di Washington selama dua tahun sisa masa kepemimpinan Trump. Demokrat pun telah menegaskan, mereka akan menekankan agenda seputar layanan kesehatan, imigrasi, dan pengeluaran pemerintah.

Di tengah euforia yang terjadi pada Pemilu paruh waktu ini, Ketua Partai Demokrat Nancy Pelosi mengutarakan kebahagiaannya.

"Berkat kalian semua, esok menjadi hari yang baru bagi Amerika," ujarnya dalam pidato di depan pendukungnya di Washington, Selasa (6/11) malam waktu setempat.

Dalam pidatonya, Pelosi menekankan Pemilu paruh waktu ini tak sekadar mengenai kemenangan Demokrat atau Republik, tetapi lebih dipergunakan untuk memeriksa dan menyeimbangkan kembali undang-undang dalam administrasi Presiden Trump.

Lantaran kendalinya akan berada di tangan anggota parlemen, kini Demokrat dapat melakukan berbagai investigasi terhadap Trump. Termasuk mengulik hal-hal seperti keadaan keuangan pribadinya dan tuduhan akan kolusinya bersama Rusia untuk memenangkan Pilpres 2016.

Meski tak menang dalam perebutan kursi parlemen, Presiden Trump tetap menyelamati dirinya sendiri pada Rabu pagi waktu setempat.

Pemilu kali ini menarik suara banyak warga AS. Dilansir dari The New York Times, diperkirakan sebanyak 111 juta orang datang memberikan suara pada Pemilu paruh waktu. Angka ini merupakan peningkatan cukup signifikan dibandingkan dengan hanya 83 juta orang yang memilih pada Pemilu paruh waktu 2014.

Selain itu, Pemilu paruh waktu 2018 juga memperlihatkan adanya keberagaman ras, gender, dan pendidikan yang dapat membentuk kembali dan memperlihatkan dinamika politik AS ke depannya.

Kesuksesan Republik dipimpin oleh koalisi dari kandidat yang lebih tua, berkulit putih, dan didominasi oleh lelaki. Sedangkan Demokrat mengusung kandidat-kandidat wanita, orang-orang kulit berwarna, dan teredukasi. (VOA dan AP)

img
Valerie Dante
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan