Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (70) mengklaim kemenangan besar dalam pemilu yang berlangsung pada Senin (2/3). Exit poll sendiri mengisyaratkan bahwa dia masih belum mengamankan mayoritas yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan.
Exit poll yang dirilis pada Senin malam dan Selasa (3/3) pagi menunjukkan bahwa Partai Likud yang berhaluan kanan yang dipimpin Netanyahu meraih 36 atau 37 kursi, meningkat empat atau lima dari total saat ini.
"Malam yang menggembirakan," kata Netanyahu saat berpidato di markas pemenangan Likud di Tel Aviv. "Kemenangan ini sangat manis, karena ini adalah kemenangan melawan segala rintangan ... Kita mengubah lemon menjadi limun."
Netanyahu bersumpah akan segera membangun pemerintah nasional yang kuat, diduga merujuk pada koalisi partai sayap kanan dan agama, dan menyembuhkan keretakan di negara itu.
"Besok ... kami akan bertemu dengan para pemimpin sayap kanan untuk membentuk pemerintahan yang kuat dan stabil, pemerintahan nasional yang baik untuk Israel," tutur Netanyahu. "Ini adalah kemenangan besar bagi kubu sayap kanan, dan yang utama serta terpenting ini adalah kemenangan bagi pendukung Likud."
Tiga saluran televisi utama Israel, Channels 11, 12, dan 13, pada awalnya memproyeksikan bahwa blok sayap kanan yang dipimpin Netanyahu akan merebut 60 kursi dari 120 kursi parlemen. Namun dalam exit poll terbaru mereka menurunkan angkanya menjadi 59, berpotensi membuat tugas Netanyahu untuk membangun koalisi lebih sulit.
Sementara itu, Gantz dalam sebuah pidato di markas pemenangan partainya secara tidak langsung mengakui kekalahannya.
"Saya akan mengatakan dengan jujur, saya memahami dan berbagi perasaan kecewa serta sakit karena ini bukan hasil yang kita inginkan," ujar Gantz.
Netanyahu telah berkampanye penuh semangat dengan platform "security-first", yang akrab bagi pemilih Israel selama beberapa dekade. Kemenangannya disebut tidak lepas dari kesetiaan pemilih kerah biru yang dinilai tidak terpengaruh oleh persidangan yang akan datang.
Bibi, panggilan Netanyahu, tengah menghadapi dakwaan atas suap, pelanggaran kepercayaan, dan penipuan dalam tiga kasus. Dia menjadi PM aktif pertama dalam sejarah Israel yang menghadapi dakwaan.
Persidangan pertama Netanyahu akan dimulai pada 17 Maret. Selama ini Netanyahu membantah semua tuduhan terhadap dirinya.
Selama kampanye, Gantz menjuluki Netanyahu "terdakwa", menuduh dia berusaha mempertahankan kekuasaan untuk mempromosikan UU yang akan menghalangi pihak berwenang mengadili PM aktif.
Ada pun Netanyahu menggambarkan Gantz sebagai sosok pengecut. Netanyahu menyatakan Gantz membutuhkan dukungan politikus Arab di parlemen untuk membentuk pemerintahan dan bahwa mereka (politikus Arab) akan "mengikat tangan" Gantz.
Ini merupakan pemilu ketiga Israel dalam waktu kurang dari satu tahun, setelah Netanyahu dan Gantz sama-sama gagal mengumpulkan dukungan yang cukup untuk membentuk pemerintahan pada dua pemilu sebelumnya. (Reuters dan The Times of Israel)