Facebook memblokir 115 akun setelah Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) memberi tahu adanya akun-akun yang memiliki perilaku mencurigakan dan terkait dengan pihak asing. Langkah tersebut diambil beberapa jam sebelum pemilu paruh waktu digelar
Menurut kepala keamanan siber Facebook Nathaniel Gleicher, pihaknya diberi tahu akan hal ini pada Minggu (4/11) malam waktu setempat.
Esoknya, Senin (5/11), perusahaan media sosial ini mengatakan mereka perlu melakukan analisis lebih jauh untuk menentukan apakah akun-akun ini ada hubungannya dengan Badan Penelitian Internet milik Rusia ataupun kelompok lain.
AS menuding pemerintahan Rusia telah ikut campur dalam politik mereka dengan unggahan-unggahan yang bertujuan untuk menyebar informasi tidak benar dan mendatangkan perselisihan.
Perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini mengumumkan akan memulai investigasi secepatnya karena kondisi AS yang tengah menggelar pemilu paruh waktu pada Selasa (6/11).
Pemilu paruh waktu tidak hanya memperebutkan 435 kursi di DPR, namun juga 35 kursi Senat, 36 kursi gubernur negara bagian dan tiga wilayah. Pemilihan ini dianggap sangat penting karena DPR dan Senat saat ini dikuasai oleh Republikan.
Jika Demokrat berhasil mengambil alih, maka mereka dapat membatasi kebijakan Trump dalam dua tahun terakhir masa jabatannya.
Otoritas federal AS mengimbau warga untuk sadar bahwa aktor-aktor asing dari Rusia berusaha untuk memengaruhi sentimen publik dan persepsi pemilih melalui tindakan yang bertujuan menumbuhkan perselisihan, termasuk lewat media sosial.
Perusahaan media sosial pun kini lebih mewaspadai gangguan dari luar, usaha ini merupakan perbaikan setelah ketidaksiapan mereka pada pilpres AS dua tahun lalu. (Reuters)