close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Foto iStock
icon caption
Ilustrasi. Foto iStock
Dunia
Rabu, 20 April 2022 13:14

Pengungsi nonkulit putih Ukraina diserang di Polandia

Menurut polisi, tiga orang India dipukuli oleh lima pria, salah satu dari mereka dirawat di rumah sakit.
swipe

Pengungsi nonkulit putih menghadapi kekerasan dan pelecehan rasis di Przemyśl, Polandia oleh kelompok nasionalis negara tersebut.

Namun, aparat kepolisian Polandia telah memperingatkan bahwa laporan palsu mengenai kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang yang melarikan diri dari Ukraina beredar luas di media sosial. Padahal, yang terjadi diduga nasionalis Polandia menyerang dan melecehkan kelompok-kelompok orang Afrika, Asia Selatan dan Timur Tengah yang telah melintasi perbatasan.

Seperti dikutip dari The Guardian, Rabu (20/4), polisi menyebutkan seorang penyerang berpakaian hitam tengah mencari kelompok pengungsi nonkulit putih, terutama siswa sekolah yang baru saja tiba di Polandia di stasiun kereta Przemyśl dari kota-kota di Ukraina setelah invasi Rusia. Menurut polisi, tiga orang India dipukuli oleh lima pria, salah satu dari mereka dirawat di rumah sakit.

"Sekitar pukul 19.00, orang-orang ini mulai berteriak terhadap kelompok-kelompok pengungsi Afrika dan Timur Tengah yang berada di luar stasiun kereta api," kata dua wartawan Polandia dari media agensi OKO. Polisi turun tangan dan petugas antihuru hara dikerahkan setelah sekelompok pria tiba meneriakkan "Przemyśl always Polish".

"Saya bersama teman-teman saya, membeli sesuatu untuk dimakan di luar," kata Sara, 22, dari Mesir, seorang mahasiswa di Ukraina. Dia bercerita sekelompok orang datang dan mulai melecehkan sekelompok pria dari Nigeria. Mereka tidak membiarkan orang-orang Nigeria itu memasuki tempat makan, kemudian berteriak kepada Sara untuk kembali ke negaranya.

Setelah insiden itu, polisi di Polandia memperingatkan bahwa kelompok-kelompok yang terkait dengan sayap kanan sudah menyebarkan informasi palsu tentang dugaan kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang dari Afrika dan Timur Tengah yang melarikan diri dari perang di Ukraina.

Namun, kejahatan kepada pengungsi Ukraina tak selalu terjadi. Irish Times menyebutkan orang-orang Ukraina memperoleh sambutan hangat ketika tiba di Irlandia. Negara telah mampu menyediakan sistem dukungan yang lebih manusiawi bagi para pencari suaka, kata seorang aktivis hak-hak migran terkemuka.

Kendati demikian, salah satu pendiri Gerakan Pencari Suaka di Irlandia, Lucky Khambule, mengatakan keputusan untuk segera mendukung warga Ukraina yang melarikan diri dari perang, sementara migran dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika menunggu bertahun-tahun, untuk keputusan tentang klaim suaka mereka mengungkapkan ketidaksetaraan dalam sistem imigrasi negara tersebut.

"Kami menghargai apa yang dilakukan pemerintah dalam menanggapi krisis Ukraina. Tetapi kami merasakan kemunafikan," katanya. Dia mengatakan bahwa sebelum invasi Rusia membuat pengungsi Ukraina melarikan diri, para pencari suaka yang tiba di Irlandia pada tahun lalu, merasa diabaikan.

 

 

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan