close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Ist
icon caption
Foto: Ist
Dunia
Rabu, 31 Januari 2024 08:22

Penyelundup Korea Utara incar tren fesyen Korea Selatan

Pada paruh kedua tahun 2023, beberapa penyelundup berhasil membawa sejumlah kecil pakaian dan sepatu.
swipe

Upaya Korea Utara yang ingin membatasi masyarakatnya dari budaya asing nampaknya semakin berat. Warga Negeri Kim Jong-un ini sudah melek fesyen. Mereka ingin mengikuti tren fesyen yang sedang viral di kalangan anak muda Korsel. Para penyelundup pun turun membantu merealisasikan keinginan itu. 

Para penyelundup pakaian dan sepatu yang beroperasi di daerah perbatasan Tiongkok-Korea Utara di Provinsi Yanggang Korea Utara menangkap kebutuhan pasar tersebut. Mereka pun menjejali pasar gelap fesyen Korut dengan fesyen ala negeri tetangganya. Para penyelundup tentu tidak langsung membawa barang-barang itu dari Korsel, melainkan memanfaatkan jalur bisnis Tiongkok. 

Berbicara tanpa mau disebutkan namanya karena alasan keamanan, sebuah sumber di Provinsi Yanggang mengatakan kepada Daily NK pada hari Selasa bahwa penyelundup di Hyesan akhir-akhir ini memang mengikuti tren Korea Selatan. “Generasi muda sangat tertarik dengan pakaian yang sedang modis di Korea Selatan,” ujarnya.

Menurut sumber tersebut, penyelundup individu di Korea Utara telah mempertimbangkan tren terkini di Korea Selatan ketika memilih barang yang akan diimpor selama beberapa waktu.

Sebelum pandemi COVID-19, penyelundup telah menyediakan pakaian dan sepatu kepada pedagang grosir dengan model yang sedang menjadi mode di Korea Selatan, karena permintaan produk tersebut tinggi di kalangan anak muda. Pada dasarnya, penyelundup bertugas menyebarkan tren fesyen Korea Selatan di Utara.

Namun penutupan perbatasan Korea Utara dengan Tiongkok setelah merebaknya pandemi ini telah mempersulit penyelundupan, dan kaum muda harus puas memperbaiki barang-barang lama atau mengenakan barang-barang buatan Korea Utara, apa pun yang sedang menjadi mode di Korea Selatan. 

Pada paruh kedua tahun 2023, beberapa penyelundup berhasil membawa sejumlah kecil pakaian dan sepatu, namun sebagian besar merupakan barang-barang murah yang disesuaikan dengan standar hidup Korea Utara dan bukan barang-barang yang mengikuti gaya fesyen terkini di Korea Selatan.

Namun, rumor baru-baru ini bahwa penyelundup akan mengimpor pakaian dan sepatu setelah Tahun Baru Imlek telah memicu minat masyarakat umum, terutama kaum muda, terhadap tren fesyen terkini di Korea Selatan.

“Meskipun pakaian produksi lokal telah dijual di pasar selama beberapa tahun sejak penutupan perbatasan, pakaian tersebut tidak begitu populer karena harganya yang mahal dan fakta bahwa masyarakat pada umumnya tidak puas dengan produk lokal. Tapi barang impor laris manis karena penyelundup menemukan barang yang sesuai dengan keinginan dan standar hidup masyarakat,” kata sumber tersebut.

Faktanya, para penyelundup telah melacak tren terkini di Korea Selatan untuk mengimpor jenis barang yang diinginkan pelanggan. Mereka menghubungi teman-teman di Korea Selatan langsung melalui ponsel buatan Tiongkok untuk menanyakan jenis pakaian apa yang sedang tren tahun ini, serta foto pakaian tersebut, kata sumber tersebut.

Para penyelundup tentu saja tidak bisa mendatangkan barang dari Korea Selatan. Namun mereka dapat mengirimkan foto tersebut ke pedagang Tiongkok dan meminta mereka menemukan barang yang terlihat serupa, kata sumber tersebut.

“Orang-orang kaya di lingkaran saya penasaran dengan jenis pakaian apa yang sedang tren di Korea Selatan saat ini, dan mereka ingin saya membawakan pakaian yang sesuai dengan tren tersebut. Mereka ingin memakai sesuatu yang tampak baru,” kata seorang penyelundup yang bekerja di wilayah perbatasan Tiongkok-Korea Utara.

“Pedagang grosir selalu menekan saya untuk membawa pakaian murah yang mengikuti tren di Korea Selatan. Saya kira itu karena mereka berpikir generasi muda ingin mengikuti tren Korea Selatan,” kata penyelundup tersebut.

“Kami sebagian dapat memenuhi permintaan ini dengan produk serupa buatan Tiongkok. [Pihak berwenang] mungkin mencoba untuk menanamkan permusuhan terhadap Korea Selatan dan memperkuat indoktrinasi ideologi, tetapi orang-orang di sini [orang Korea Utara] masih sangat tertarik dengan budaya Korea Selatan dan tren terkini di sana,” kata sumber tersebut.

Namun, meski tren fesyen Korsel menyelinap ke rumah-rumah warga Korea, dipastikan mereka tetap tidak bisa leluasa untuk mengenakan apa pun yang mereka suka. 

Pertengahan 2023, Korea Utara diberitakan telah melarang perempuan mengenakan celana pendek. Ini merupakan tindakan keras terbaru terhadap perilaku atau praktik apa pun yang dianggap asing atau kapitalis.

"Pihak berwenang menghentikan perempuan yang mengenakan celana pendek di jalan, dengan mengatakan bahwa itu tidak sejalan dengan tradisi dan gaya hidup sosialis," kata seorang warga Pyongan, Korsel yang minta namanya dirahasiakan, dikutip Dailymail.

"Beberapa tahun yang lalu, mereka menindak rok celana berkaki lebar, dengan mengatakan bahwa itu adalah mode Jepang,"katanya.

"Banyak perempuan yang mengeluh, bertanya mengapa laki-laki boleh memakai celana pendek dan perempuan tidak. Mereka mengatakan bahwa pihak berwenang mendiskriminasi kami," ujarnya.

Berdasarkan pemberlakuan terbaru Undang-Undang Penolakan Pemikiran dan Budaya Reaksioner Korea Utara, para pejabat menyatakan bahwa wanita mana pun yang mengenakan pakaian yang tidak mencapai di bawah garis lutut melanggar prinsip-prinsip 'etiket sosialis'.(nhkdaily, dailymail)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan