Austria kini memiliki kanselir wanita pertama menyusul penunjukan Brigitte Bierlein. Perempuan berusia 69 tahun itu akan memimpin pemerintahan sementara sampai pemilu diadakan pada September nanti.
Bierlein, Presiden Mahkamah Konstitusi Austria, diangkat setelah jatuhnya koalisi sayap kanan akibat skandal korupsi. Presiden Alexander Van der Bellen mengumumkan pengangkatan Bierlein pada Kamis (30/5) di Wina.
"Konstitusi adalah dasar dari demokrasi kita. Di situlah ada tugas presiden untuk mencari kanselir, dan inilah yang terjadi hari ini," kata Van der Bellen. "Dengan senang hati saya perkenalkan kepada Anda semua, Brigitte Bierlein, Presiden Mahkamah Konstitusi Austria yang saat ini menjabat dan pada hari-hari mendatang akan duduk di kursi kekanseliran."
Pada awal pekan ini, pemerintah Sebastian Kurz digulingkan lewat mosi tidak percaya di parlemen. Kurz, yang berasal dari Partai Rakyat Austria, merupakan kanselir pertama sejak Perang Dunia II yang digulingkan dengan cara seperti itu.
ORF melaporkan bahwa Clemens Jabloner, mantan Presiden Pengadilan Tinggi Administratif, akan menjadi wakil kanselir dan menteri kehakiman yang baru. Sementara itu, Alexander Schanllenberg akan mengisi pos Menteri Luar Negeri.
Pemerintah Kurz tenggelam dalam kekacauan politik hampir dua minggu lalu setelah publikasi video yang direkam secara diam-diam.
Rekaman itu menunjukkan Wakil Kanselir Heinz-Christian Strache yang berasal dari mitra koalisi sayap kanan, Partai Kebebasan Austria (FPÖ), menawarkan kontrak kepada seorang wanita yang mengklaim sebagai keponakan dari seorang oligarki Rusia.
Difilmkan di Ibiza dua tahun lalu, tidak diketahui siapa yang merekam video atau mengatur pertemuan. Strache mengundurkan diri setelah rekaman itu diungkapkan oleh majalah Jerman Der Spiegel dan harian Süddeutsche Zeitung. Dia membantah melakukan kesalahan tetapi meminta maaf kepada semua pihak yang kecewa dengan perilakunya.