close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Foto: Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez. Getty Images
icon caption
Foto: Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez. Getty Images
Dunia
Senin, 18 Oktober 2021 11:07

Perdana Menteri Spanyol bersumpah menghapus prostitusi

Pedro menyatakan praktek tersebut "memperbudak" perempuan.
swipe

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berjanji melarang prostitusi di negaranya. Hal itu sampaikan di hadapan pendukungnya akhir kongres partai sosialisnya di Valencia, Minggu (17/10). 

Pedro menyatakan, praktek tersebut "memperbudak" perempuan. Prostitusi dideskriminalisasi di Spanyol pada 1995, bahkan survei pada 2009 membuktikan 1 dari 3 pria Spanyol telah membayar untuk seks. 

Namun, laporan lain yang diterbitkan pada 2009 menunjukkan bahwa angka tersebut mungkin mencapai 39%, dan sebuah studi PBB tahun 2011 menyebutkan Spanyol sebagai pusat prostitusi terbesar ketiga di dunia, di belakang Thailand dan Puerto Rico.

Industri ini telah berkembang pesat sejak dekriminalisasi dan umumnya diperkirakan sekitar 300.000 wanita bekerja sebagai pelacur di Spanyol.

Prostitusi saat ini tidak diatur di Spanyol, dan tidak ada hukuman bagi mereka yang menawarkan layanan seksual berbayar atas keinginan mereka sendiri selama itu tidak terjadi di ruang publik. 

Namun, mucikari atau bertindak sebagai proxy antara pekerja seks dan calon klien adalah ilegal.

Pada 2019, partai Sanchez menerbitkan janji dalam manifesto pemilihannya untuk melarang prostitusi, hal tersebut, langkah untuk menarik lebih banyak pemilih perempuan.

Manifesto itu menyebut prostitusi "salah satu aspek paling kejam dari feminisasi kemiskinan dan salah satu bentuk terburuk kekerasan terhadap perempuan". Namun, dua tahun setelah pemilihan, belum ada undang-undang (UU) yang diajukan.

Pendukung sistem Spanyol saat ini mengatakan, bahwa itu telah membawa manfaat besar bagi para wanita yang bekerja di perdagangan dan membuat hidup lebih aman bagi mereka.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran yang signifikan telah berkembang seputar potensi perempuan untuk diperdagangkan ke dalam pekerjaan seks. Pada tahun 2017, polisi Spanyol mengidentifikasi 13.000 wanita dalam penggerebekan anti-perdagangan manusia, yang menyatakan bahwa setidaknya 80% dari mereka dieksploitasi di luar kehendak mereka oleh pihak ketiga. (Sumber: bbc.com)

img
Elmo Julianto
Reporter
img
Achmad Rizki
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan