close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Malala Yousafzai. foto Twitter
icon caption
Malala Yousafzai. foto Twitter
Dunia
Rabu, 10 November 2021 05:53

Perempuan peraih Nobel Perdamaian termuda yang pernah ditembak Taliban menikah

Pada 9 Oktober 2012, Yousafzai ditembak di kepala oleh Taliban namun selamat.
swipe

Malala Yousafzai, aktivis Pakistan dan pemenang termuda Hadiah Nobel Perdamaian, Selasa mengumumkan bahwa dia telah menikah.

"Hari ini menandai hari yang berharga dalam hidup saya," tulis perempuan berusia 24 tahun itu. 

"Asser dan saya mengikat ikatan untuk menjadi pasangan seumur hidup. Kami merayakan upacara nikah kecil di rumah di Birmingham bersama keluarga kami. Kirimkan doa Anda kepada kami. Kami sangat bersemangat untuk berjalan bersama untuk perjalanan ke depan."

Pada awal tahun 2009, saat berumur sekitar 11 dan 12, Yousafzai menulis di blognya di bawah nama samaran untuk BBC secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai lembah, dan pandangannya tentang mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan. Pada tahun 2014 dia bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian 2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.

Pada 9 Oktober 2012, Yousafzai ditembak di kepala oleh Taliban namun selamat. Ia menjadi target pembunuhan karena kritis terhadap Taliban. Ia pun menjadi terkenal di dunia internasional karena kisahnya dan pekerjaan selanjutnya sebagai aktivis hak asasi manusia. Ia menjadi orang termuda yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada usia 17 tahun.

Tahun lalu, Yousafzai lulus dari Universitas Oxford, tempat ia belajar filsafat, politik, dan ekonomi. Awal tahun ini, Apple TV+ mengumumkan kemitraan dengan Yousafzai — dia akan memproduksi konten eksklusif untuk mereka.

Yousafzai juga berkomentar tentang situasi penarikan militer AS dari Afghanistan. Dalam wawancara September dengan "CBS Evening News," Yousafzai mengatakan Presiden Biden memiliki "tanggung jawab besar" kepada para wanita Afghanistan yang kebebasannya dibatasi oleh Taliban. Dia mengatakan teman-temannya mengatakan kepadanya bahwa anak perempuan sekarang takut untuk bersekolah – sesuatu yang mereka boleh lakukan selama pendudukan AS.

"Mereka memiliki mimpi, dan mereka khawatir bahwa mereka mungkin tidak dapat duduk di kelas lagi. Wanita khawatir untuk pergi bekerja. Mereka terus-menerus di bawah pengawasan, di mana orang-orang mengawasi mereka tentang bagaimana mereka bertindak, bagaimana mereka melakukannya, berbicara, bagaimana mereka berperilaku, apa yang mereka kenakan, bagaimana mereka berpakaian dan hak-hak mereka ditolak," katanya dalam wawancara September. (cbsnews)

img
Fitra Iskandar
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan