close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Presiden Prancis Emmanuel Macron mendengarkan penjelasan Jacques Fredj, kepala Shoah Memorial pada peresmian Wall of Name yang telah direnovasi, Senin (27/1). ANTARA FOTO/Michel Euler/Pool via REUTERS
icon caption
Presiden Prancis Emmanuel Macron mendengarkan penjelasan Jacques Fredj, kepala Shoah Memorial pada peresmian Wall of Name yang telah direnovasi, Senin (27/1). ANTARA FOTO/Michel Euler/Pool via REUTERS
Dunia
Selasa, 28 Januari 2020 10:54

Peringatan Holocaust di tengah ancaman kebangkitan antisemitisme

Dalam pidatonya pada peringatan 75 tahun pembebasan kamp Auschwitz, Presiden Israel menyerukan perang melawan antisemitisme.
swipe

Para penyintas Holocaust dan sejumlah pemimpin dunia berkumpul di bekas kamp kematian Auschwitz untuk mengenang dan menghormati korban kekejaman Nazi pada Senin (27/1). Peringatan 75 tahun pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz kali ini berlangsung di tengah kekhawatiran meningkatnya antisemitisme.

Presiden Israel Reuven Rivlin dan Presiden Polandia Andrzej Duda meletakkan karangan bunga bersama di tembok kematian, di mana pasukan Nazi menembak ribuan tahanan.

Sekitar 1,1 juta orang, yang mayoritas Yahudi, dilaporkan dibunuh di Kamp Auschwitz-Birkenau. Kamp itu adalah pusat pembunuhan Nazi yang paling terkenal.

Ribuan orang Polandia, tawanan perang Soviet, gipsi (Roma) dan kelompok-kelompok teraniaya lainnya disebut juga tewas di sana.

Presiden Rivlin memperingatkan soal apa yang disebutnya suara-suara yang menyebarkan kebencian dan mengancam demokrasi.

"Tugas kita adalah memerangi antisemitisme, rasialisme, dan nostalgia fasis," kata dia.

Nazi Jerman membunuh sekitar enam juta orang Yahudi dalam kampanye untuk mendominasi ras dan bangsa lain. 

Belakangan, ada kekhawatiran meluas tentang tingginya tingkat intimidasi dan kekerasan antisemitisme di sejumlah negara dan maraknya ujaran kebencian di dunia maya.

Badan Uni Eropa (UE) untuk HAM baru-baru ini melakukan survei terhadap 16.395 yang diidentifikasi sebagai orang Yahudi di 12 negara anggota UE. Kesimpulannya menunjukkan bahwa 89% responden mengatakan, antisemitisme telah meningkat selama lima tahun terakhir di negara-negara tempat mereka tinggal.

Dan 40% responden takut akan serangan antisemitisme secara fisik.

Angka-angka terbaru dari Community Security Trust di Inggris menemukan ada 892 insiden antisemitisme di negara itu dalam enam bulan pertama 2019. Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Inggris menyebutkan, orang-orang Yahudi adalah kelompok yang paling sering menjadi target kejahatan berlatar agama setelah muslim dengan 1.326 pelanggaran pada 2018-2019, naik dari 672 pada tahun sebelumnya.

Komite Penasihat HAM Nasional Prancis melaporkan 541 insiden antisemitisme pada 2018, jumlah itu meningkat cukup pesat dari 311 pada tahun sebelumnya. Di Jerman, polisi mencatat 307 kejahatan antisemitisme pada 2018, meningkat dari 233 pada tahun sebelumnya.

Kelompok Anti Defamation League (ADL) di Amerika Serikat, mencatat 1.879 kasus antisemitisme pada 2018, sedikit turun dari 2017, tetapi masih pada tingkat yang tinggi secara historis. 

Di Paris, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga berpidato pada peringatan 75 tahun pembebasan konsentrasi Auschwitz.

"Kembalinya antisemitisme ini bukan hanya persoalan bagi orang Yahudi. Ini juga adalah masalah bagi kita semua. Masalah bagi republik ini," kata Presiden Macron. 

Secara keseluruhan, sekitar 77.000 orang Yahudi yang tinggal di wilayah Prancis tewas di kamp-kamp konsentrasi dan pusat-pusat pembantaian Nazi.

Lebih dari 200 penyintas Holocaust melakukan perjalanan ke Auschwitz dari seluruh dunia untuk menandai peringatan ke-75 pembebasan kamp. Banyak di antara mereka yang mengenakan syal biru-putih, merujuk pada warna seragam penjara yang dikenakan para korban di kamp konsentrasi.

img
Khairisa Ferida
Reporter
img
Khairisa Ferida
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan