Salat Jumat akan diadakan di bangunan ikonik, Hagia Sophia, di Istanbul untuk pertama kalinya sejak museum tersebut diubah kembali menjadi masjid.
"Umat Islam sangat senang, semua orang ingin hadir pada pembukaan," kata Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya pada Kamis (23/7).
Demi mencegah penyebaran Covid-19, Yerlikaya meminta para muslim yang ingin berdoa di Hagia Sophia pada Jumat (24/7) untuk mengenakan masker serta membawa sajadah sendiri. Dia menambahkan, petugas kesehatan akan siaga di lokasi.
Menteri Agama Turki Ali Erbas mengatakan, sekitar 1.000 orang dapat menghadiri salat Jumat di Hagia Sophia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan diperkirakan berada di antara para jemaah.
Situs Warisan Dunia UNESCO yang berusia 1.500 tahun itu ditetapkan sebagai museum pada 1934. Namun, awal bulan ini, pengadilan Turki mencabut status Hagia Sophia sebagai museum. Setelah itu, bangunan tersebut kembali digunakan sebagai masjid.
Langkah pengubahan status Hagia Sophia menuai kritikan dari para pemimpin agama dan politik di seluruh dunia.
Hagia Sophia dibangun sebagai katedral Kristen Ortodoks dan pertama kali dikonversi sebagai masjid setelah penaklukan Ottoman sembilan abad kemudian.
Langkah kontroversial
Kelompok-kelompok Islam di Turki telah lama menyerukan agar Hagia Sophia diubah menjadi masjid lagi, tetapi anggota oposisi sekuler menentang langkah itu.
Ketika Erdogan mengumumkan keputusan untuk melakukannya pada 10 Juli, pernyataan tersebut disambut dengan kritik yang meluas.
Paus Fransiskus mengatakan sangat sedih memikirkan keputusan Erdogan. Kepala Gereja Ortodoks Timur, Patriark Bartholomew I, memperingatkan pengalihfungsian bangunan itu akan mengecewakan jutaan umat Kristen dan memecah dua dunia.
Dewan Gereja Dunia menyerukan Turki untuk menarik keputusannya, mereka menilai langkah tersebut hanya akan menabur perpecahan.
Namun, Erdogan membela keputusan tersebut dengan menekankan bahwa Turki sedang menggunakan hak kedaulatannya.
"Setelah 86 tahun, Hagia Sophia akan berfungsi sebagai masjid lagi," ujar dia.
Dia menambahkan, bangunan itu akan tetap terbuka untuk semua orang, baik non-Muslim maupun wisatawan asing.