Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk Gina Haspel sebagai direktur perempuan pertama di lembaga intelijen paling bergengsi di dunia, Central Intelligence Agency (CIA). Tentunya jika penunjukkan tersebut disepakati Senat AS.
Haspel akan menduduki jabatan sebagai deputi direktur CIA, di bawah kepemimpinan Mike Pompeo. Kepercayaan Trump ini dari awal telah disambut hangat oleh Haspel. “Hormat kepada Presiden Trump atas kesempatan dan kepercayaan dirinya kepada saya,” ungkap Haspel dilansir CNN, Rabu (14/3).
Haspel merupakan agen intelijen yang berkarier di CIA sejak 1985. Selama beberapa bulan terakhir, dia menjalankan operasional CIA saat Pompeo lebih banyak menghabiskan waktunya di Gedung Putih. “Promosi Haspel adalah hal bagi bagi CIA dan negara ini,” kata salah satu pejabat CIA yang enggan disebutkan namanya.
Agen intelijen penuh prestasi memang melekat pada diri Haspel. Kariernya naik karena kinerjanya, bukan karena kedekatan politik. Dia pernah dipuji sebagai agen intelijen terbaik pada era Barack Obama dan George HW Bush. Dia juga pernah bekerja sama dengan Direktur Intelijen Nasional James Clapper dan mantan Direktur CIA Michael Hayden.
Selama berada di CIA, Haspel pernah memimpin beberapa posisi senior, seperti direktur di National Clandestine Service dan Counterterrorism Center. Dia juga pernah menjabat di Chief of Station. Penghargaan paling bergengsi bagi pegawai negeri AS, yakni Presidential Rank Award pun pernah ia sabet.
Melansir The New York Times, Haspel menghabiskan karier sebagai agen intelijen yang menyamar. Saat menjalankan operasi penjara CIA di Thailand, Haspel melihat penyiksaan dua tersangka terorisme. Namanya juga disebut dalam data kabel yang memerintahkan penghancuran bukti dokumentasi video tersebut. Tersangka teroris itu dilaporkan menjalani penyiksaan dengan disiram air sebanyak 83 kali dalam sebulan. Haspel juga dikabarkan memainkan peranan penting dalam penangkapan militan dan diserahkan ke pemerintah asing.
Berbagai catatan Haspel tentang penyiksaan akan memberatkannya saat persetujuan Senat. Apalagi, Senator Demokrat asal California Dianne Feinsten pernah menolak promosi Haspel karena operasi rahasia yang dilaksanakannya. Tapi, kubu Republik sangat menyukai Haspel karena dia adalah agen rahasia yang berpengalaman di lapangan.