Para pemimpin dari Amerika Serikat, Jepang, India dan Australia, melakukan pertemuan untuk membahas mengenai komitmen dalam menjaga kawasan Indo-Pasifik, tetap bebas dan terbuka dengan tidak dikuasai secara paksa oleh negara tertentu, pada Jumat (24/9) waktu setempat.
Meski dalam pertemuan itu tidak menyebut China sebagai ancaman bersama, tetapi penguasaannya di kawasan Indo-Pasifik jelas menjadi perhatian utama dari kelompok negara yang disebut media sebagai Quad itu.
"Kami mendukung supremasi hukum, kebebasan navigasi dan penerbangan, penyelesaian sengketa secara damai, nilai-nilai demokrasi, dan integritas teritorial negara-negara," kata Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga dan Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam sebuah pernyataan bersama.
Melansir Reuters (25/9), pernyataan mereka sering menyebutkan desakan pada para pemimpin agar berperilaku berbasis aturan di kawasan Indo-Pasifik.
"Bersama-sama, kami berkomitmen untuk mempromosikan tatanan yang bebas, terbuka, berdasarkan aturan, berakar pada hukum internasional dan tidak gentar oleh paksaan, untuk meningkatkan keamanan dan kemakmuran di Indo-Pasifik dan sekitarnya," kata mereka.
Para pemimpin Quad juga menyuarakan dukungan untuk negara-negara pulau kecil, terutama di Pasifik, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan lingkungan mereka.
Selain itu, mereka juga mendesak Korea Utara untuk segera membuka keran diplomasi kembali atas penggunaan senjata nuklir dan program rudal balistiknya, setelah terjadi penolakan dari Pyongyang.
Selain persoalan keamanan, para pemimpin Quad akan mengambil langkah-langkah untuk memperluas vaksin di seluruh dunia, menyambut rencana India untuk melanjutkan ekspor pada Oktober.
Setelah pertemuan, Suga mengatakan jika dari pertemuan itu menghasilkan kesepakatan antar negara untuk bekerja sama dalam vaksin, energi bersih dan ruang angkasa. Selain itu, ia mengatakan jika para pemimpin negara bersepakat untuk mengadakan pertemuan puncak setiap tahun.
Di samping itu, Quad juga mengumumkan beberapa kesepakatan baru, termasuk untuk meningkatkan keamanan rantai pasokan semikonduktor, memerangi penangkapan ikan ilegal, dan meningkatkan kesadaran domain maritim. Pertemuan Quad juga menghasilkan kerja sama 5G dan rencana pelacakan perubahan iklim.
“Mengakui peran pemerintah dalam mendorong lingkungan yang memungkinkan untuk diversifikasi 5G, kami akan bekerja sama untuk memfasilitasi kerja sama publik-swasta dan menunjukkan pada tahun 2022 keterbukaan skalabilitas serta keamanan siber, yang berbasis standar teknologi teknologi berbasis,” kata para pemimpin.
Perlu diketahui, pertemuan Quad terjadi lebih dari seminggu setelah Amerika Serikat, Inggris dan Australia mengumumkan kerja sama keamanan AUKUS, yang mana akan membantu Australia untuk membuat kapal selam bertenaga nuklir.
Seorang juru bicara pemerintah Jepang mengatakan, Suga menganggap bahwa kerja sama AUKUS telah mengambil peranan penting bagi perdamaian dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
Itu senada dengan pernyataan dari seorang pejabat AS, "Itulah inti dari Quad dan AUKUS. Mereka tidak ada di sana untuk menggantikan apapun tetapi untuk menambahnya," katanya.
Sementara pertemuan Quad berlangsung selama dua jam di Gedung Putih, China juga merespons bahwa akan mengawasi secara ketat pergerakan dari mereka. Melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, bahkan menyebut Quad sebagai kelompok yang ditakdirkan untuk gagal dan tidak akan mendapatkan dukungan.
"Kerja sama yang tertutup dan eksklusif yang menargetkan negara lain, bertentangan dengan tren zaman dan aspirasi negara-negara kawasan," kata juru bicara Zhao Lijian.
China telah mengecam Quad sebagai konstruksi Perang Dingin dan mengatakan kerja sama keamanan AUKUS justru akan meningkatkan perlombaan senjata dalam kawasan regional.