close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi. Pixabay
icon caption
Ilustrasi. Pixabay
Dunia
Kamis, 08 Juli 2021 11:30

Perusahaan anime Jepang-Netflix dirikan sekolah animator gambar tangan

Dari sekitar 400 pelamar, nantinya hanya 10 siswa yang dipilih untuk mengikuti kursus selama 6 bulan.
swipe

Sebuah perusahaan produksi anime Jepang dan Netflix bekerja sama dengan membuka Juku Animator, sekolah untuk mengajarkan keterampilan dan teknik yang diperlukan untuk menjadi animator dengan metode digambar tangan (hand-drawn). Upaya ini bertujuan melestarikan seni anime yang digambar orisinal.

Sekolah ini terletak di Nishi-Ogikubo, bagian dari Daerah Suginami, Tokyo. Sekolah dikelola perusahaan produksi anime Wit Studio Inc, lembaga pelatihan anime Sasayuri Doga Kenshujo dan Netflix.

Dari sekitar 400 pelamar, hanya 10 siswa yang nantinya dipilih untuk mengikuti kursus 6 bulan. Mereka akan diajarkan keterampilan dan teknik yang diperlukan untuk menggambar karakter dalam gerakan.

"Menggambar karakter dalam gerakan adalah dasar dari anime," kata instruktur dari Sasayuri Inc, Hitomi Tateno (60). “"etelah animator mempelajari keterampilan itu, akan lebih mudah bagi mereka untuk menguasai teknik lain."

Tateno telah mengerjakan film animasi oleh Studio Ghibli Inc, termasuk "My Neighbor Totoro" dan "Spirited Away."

Sebagian besar anime yang diproduksi di Eropa dan Amerika Utara menggunakan grafik komputer. Namun, anime Jepang berbeda dan tecermin dari pergerakan gambarnya yang khas, terutama yang digambar dengan tangan menggunakan kertas dan pensil.

Anime Jepang diakui secara internasional, tetapi para animator yang mengangkat standar tersebut selama zaman keemasannya semakin tua. Karenanya, dibutuhkan regenerasi.

"Dalam industri di mana animator mengembangkan keterampilan mereka dengan mengamati teknik animator senior, sulit untuk melatih pendatang baru dengan benar," kata Presiden Wit Studio, George Wada (42). "Kami ingin membuat sistem di mana kami dapat mengembangkan dan melatih animator baru."

Wada menambahkan, teknik tertentu dapat dipelajari di tempat-tempat seperti sekolah kejuruan. Namun, banyak siswa belum mengembangkan tingkat keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja di studio animasi setelah lulus sehingga menimbulkan kebingungan di tempat kerja.

"Kami ingin menunjukkan kepada orang-orang di dalam dan luar negeri, bahwa dunia produksi anime di Jepang adalah tempat di mana seseorang dapat mencapai impian mereka," ucap kepala produser Netflix, Taiki Sakurai (44).

Netflix memberikan dukungan keuangan dengan menanggung biaya hidup dan biaya kuliah untuk siswa tertentu. Setelah menyelesaikan kursus 6 bulan, mereka akan dapat bekerja sebagai kontraktor dengan Wit Studio atau studio animasi lainnya.

Ke depannya, sekolah ini juga berencana mengembangkan program pelatihan untuk posisi lain di industri selain animator. Menurut Asosiasi Animasi Jepang, sebagian besar animator di "Negeri Sakura" adalah pekerja lepas sehingga jumlah pastinya tidak diketahui.

Menurut laporan industri yang dirilis asosiasi, menunjukkan penjualan gabungan dari perusahaan produksi anime di Jepang telah membuat rekor baru selama 10 tahun berturut-turut.

Pada 2019, penjualan tersebut mencapai 301,7 miliar, naik 13% dibandingkan tahun sebelumnya. Sekalipun bioskop terdampak pandemi Covid-19, tetapi pesanan dari luar negeri untuk produksi anime tetap meningkat. Karenanya, bisnis distribusi anime Jepang diperkirakan akan tetap pesat. (The Japan News)

img
Eqqi Syahputra
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan