Ratu Elizabeth II menyoroti isu lingkungan hidup dan rekonsiliasi di Inggris yang dilanda perpecahan akibat Brexit dalam pidato Natal yang disiarkan pada Rabu (25/12).
Bertepatan dengan peringatan ke-75 tahun Invasi Normandia selama Perang Dunia II, ratu berusia 93 tahun itu menyerukan semangat rekonsiliasi dalam negeri.
"Mereka yang sebelumnya adalah musuh bebuyutan menjadi satu," kata dia. "Rekonsiliasi semacam itu tidak dapat terjadi dalam semalam. Dibutuhkan kesabaran untuk membangun kembali kepercayaan."
Ratu Elizabeth juga mengatakan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi saat ini berbeda dengan yang ada pada generasinya, dia kagum oleh bagaimana generasi muda memiliki tujuan yang sama untuk isu-isu perlindungan lingkungan dan iklim.
Dalam pidato yang direkam di Kastel Windsor, Elizabeth juga mengungkap kegembiraannya dalam menyambut cicit kedelapannya yakni anak pertama dari Duke and Duchess of Sussex, Archie Mountbatten-Windsor.
"Philip dan saya sangat senang menyambut cicit kedelapan dalam keluarga kami," lanjut Ratu Elizabeth.
Duduk di belakang meja dan mengenakan gaun biru yang dirancang oleh Angela Kelly, Ratu Elizabeth menyatakan bahwa, "Seiring waktu, Yesus menunjukkan betapa langkah-langkah kecil yang diambil dalam iman dan harapan dapat mengatasi perbedaan dan perpecahan untuk membawa harmoni".
Dia menyebut pidato Natal-nya sebagai pengingat yang tepat mengenai hal-hal positif yang dapat dicapai ketika orang-orang menyisihkan perbedaan di masa lalu dan bersatu dalam semangat persahabatan dan rekonsiliasi.
Ratu Elizabeth mengakui bahwa 2019 adalah tahun yang sulit dengan jalan yang tidak selalu mulus.
"Beberapa saat pada tahun ini terasa sangat 'bergelombang', tetapi langkah-langkah kecil dapat membawa perbedaan besar," kata dia.
Ratu Elizabeth tidak merinci apakah dia merujuk pada kekacauaan politik atas Brexit, atau merefleksikan peristiwa yang melibatkan keluarganya sendiri. Secara resmi, ratu harus netral secara politik.
Pada Selasa (24/12), suaminya, Pangeran Philip, dipulangkan dari rumah sakit di London setelah dirawat selama empat hari karena kondisi yang tidak diketahui.
Awal 2019, pria berusia 97 tahun itu menyerahkan SIM-nya ke polisi setelah dia terlibat dalam kecelakaan mobil di Norfolk. Walaupun Duke of Edinburgh tidak cedera, pengemudi dari kendaraan yang ditabrak menderita luka di lututnya dan seorang penumpang mengalami patah pergelangan tangan.
Pada November, Pangeran Andrew, putra kedua Ratu Elizabeth, mundur dari tugas publik setelah kontroversi seputar hubungannya dengan mendiang ahli keuangan Jeffrey Epstein memicu gangguan besar pada layanan keluarga kerajaan. (CNN)