Petr Fiala ditunjuk sebagai perdana menteri baru Rep Ceko

Presiden Ceko Milos Zeman menunjuk Petr Fiala sebagai perdana menteri Republik Ceko pada hari Minggu menyusul kemenangan pemilihan Fiala pada bulan Oktober.

Fiala memimpin koalisi kanan-tengah dan mampu menggulingkan Perdana Menteri Andrej Babis yang populis dengan dukungan beberapa partai sayap kiri.

Zeman meninggalkan rumah sakit pada hari Sabtu setelah dirawat karena masalah kesehatan. Dia juga baru-baru ini dinyatakan positif COVID-19 dan dengan demikian dipisahkan dari Fiala oleh plexiglass selama upacara di kediaman Zeman dekat ibu kota, Praha.

"Saya yakin kita akan segera memiliki pemerintahan yang kuat dan stabil," kata Fiala pada upacara tersebut.

Partai bekerja sama melawan Babis
Fiala, 57, mengepalai koalisi tiga partai Bersama (Partai Demokrat Sipil, Demokrat Kristen, partai TOP 09), yang mengumpulkan 27,8% suara pada awal Oktober.

Aliansi itu secara tipis mengalahkan gerakan ANO yang dipimpin oleh miliarder Babis

Kelompok sentris Walikota dan Independen dan Partai Bajak Laut sayap kiri bergabung dengan koalisi Fiala untuk menyingkirkan Babis, yang telah menjabat sebagai perdana menteri sejak 2017.

Presiden biasanya akan menengahi pembicaraan pasca pemilihan, tetapi rawat inap Zeman - dia dirawat karena masalah hati - memaksanya untuk tidak hadir.

Zeman, 77, dibawa ke rumah sakit pada 10 Oktober, sehari setelah pemilihan. Dia awalnya dibebaskan Kamis lalu, dengan harapan dia akan menunjuk Fiala pada hari berikutnya. Namun dia kemudian dilarikan kembali ke rumah sakit setelah dites positif terkena virus corona.

Covid menyebabkan gangguan
Republik Ceko menghadapi rekor infeksi virus harian. Pemerintah  membawa serangkaian tindakan baru pada hari Kamis, termasuk penutupan restoran, bar, dan klub malam hari. Menutup juga semua pasar Natal.

Banyak rumah sakit Ceko sudah dalam kapasitas penuh, dan para ahli telah memperingatkan bahwa tindakan yang lebih ketat perlu diterapkan untuk menurunkan jumlahnya.

Tidak hanya pemerintah baru harus mengatasi gelombang rekor infeksi, tetapi juga melonjaknya inflasi dan biaya energi yang telah membayangi negara itu menjelang Natal.(DW)