close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Boris Johnson. Foto BBC
icon caption
Boris Johnson. Foto BBC
Dunia
Rabu, 09 Februari 2022 11:52

PM Inggris semakin dikecam setelah mengaitkan pemimpin oposisi dengan kasus pelecehan anak

Johnson mengatakan tidak bermaksud menyiratkan Starmer secara pribadi gagal menuntut Savile, tetapi dia menolak untuk minta maaf.
swipe

Tekanan dan kecaman yang dilayangkan terhadap Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk mundur semakin kuat. Alasannya bukan hanya karena kepergok menghadiri pesta di Downing Street Mei 2020 di saat Inggris menghadapi masa penguncian wilayah, lebih jauh karena dia dianggap 'menabur racun' dalam politik Inggris, setelah ia menuding pemimpin oposisi Inggris Keir Starmer gagal dalam penuntutan terhadap mendiang Jimmy Savile, seorang bintang TV yang telah melecehkan ratusan anak.

Savile adalah pembawa acara TV dan radio BBC yang tidak pernah diadili meskipun ada sejumlah penyelidikan polisi. Ia meninggal pada 2011, dalam usia 84 tahun. Setelah kematiannya, terungkap bahwa dia telah melecehkan ratusan korban, terutama anak-anak. Korban termuda adalah seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.

Kegagalan menyeret Savile mendapatkan ganjaran hukuman atas kejahatannya itu disebut Johnson terjadi ketika Keir Starmer menjabat sebagai Direktur Jaksa Umum (DPP). 

Seperti dikutip Reuters, Rabu (9/2), ucapan Johnson ini mendapat tekanan. Ia diminta untuk menarik klaim bahwa Starmer telah gagal mengadili salah satu pelaku pelecehan anak paling terkenal di Inggris itu.

Johnson menuding Starmer di parlemen

Johnson yang menghadapi krisis paling parah dalam 30 bulan jabatan perdana menterinya meminta maaf kepada parlemen Januari lalu. Dalam kesempatan itu, ia bicara dengan intonasi yang ofensif dan mengklaim Starmer telah gagal menuntut Jimmy Savile.

Akibat ucapan Johnson, Starmer pun harus menghadapi pengunjuk rasa yang marah yang mengelilinginya setelah demonstrasi vaksinasi anti-Covid, Senin (7/2). Ketika pemimpin Partai Buruh dikawal ke dalam mobil polisi, beberapa pengunjuk rasa berteriak dengan menyebutnya "Pengkhianat!", dan "Apakah Anda melindungi Jimmy Savile?".

Situasi ini membuat Johnson dikecam. Ia pun diminta menarik ucapannya. "Sangat penting bagi demokrasi kita dan untuk keamanan bahwa cercaan Savile ditarik secara penuh," kata Julian Smith, seorang anggota parlemen di Partai Konservatif Johnson yang berkuasa.

Perselisihan itu berisiko semakin merusak otoritas Johnson saat ia berjuang untuk membentuk kembali tim yang bekerja di Downing Street. Dia menghadapi klaim dari partai-partai oposisi bahwa ia tidak layak untuk memerintah.

Anggota parlemen oposisi meminta Johnson untuk meminta maaf atas pernyataan tentang Savile.

Johnson mengatakan pada 3 Februari bahwa dia tidak bermaksud menyiratkan Starmer secara pribadi gagal menuntut Savile, tetapi dia menolak untuk meminta maaf atas ucapannya.

Upaya Johnson untuk mengklarifikasi pernyataannya gagal memuaskan Munira Mirza, kepala kebijakannya yang telah bekerja dengannya selama 14 tahun, dan mendorongnya untuk berhenti dari pekerjaannya. (Reuters)

img
Nadia Lutfiana Mawarni
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan