Kemunculan Leo Varadkar di publik pada hari Rabu tidak biasanya dan membuat Irlandia gempar. Perdana Menteri Irlandia asal India itu mengumumkan pengunduran dirinya secara tiba-tiba dari jabatan dan kepemimpinan partai dengan alasan “pribadi dan politik”.
Taoiseach, 45 tahun, sapaan Perdana Menteri Irlandia, menyampaikan pengumuman tersebut dalam pernyataan emosional yang disampaikan dari tangga gedung pemerintah di Dublin.
“Saya mengundurkan diri sebagai presiden dan pemimpin mulai hari ini dan akan mengundurkan diri sebagai taoiseach segera setelah pengganti saya dapat menduduki jabatan itu,” kata Varadkar.
Taoiseach mengacu pada sebutan perdana menteri, kepala eksekutif, dan kepala pemerintahan Irlandia.
Dia mengatakan bahwa salah satu bagian dari kepemimpinan adalah mengetahui kapan saatnya untuk menyerahkan tongkat estafet kepada orang lain dan memiliki keberanian untuk melakukannya.
“Waktunya adalah sekarang,” katanya.
Varadkar lahir di Irlandia dari ayah kelahiran Mumbai dan ibu Irlandia dan telah memimpin partai Fine Gael sejak tahun 2017. Ketika berusia 38 tahun, ia menjadi Perdana Menteri termuda dan pertama yang terang-terangan mengaku sebagai seorang gay, dan telah menjabat sebagai Taoiseach dua kali sejak saat itu.
Keluarnya Varadkar terjadi setelah kekalahan dalam referendum ganda masalah keluarga, di mana para pemilih menolak untuk memperluas definisi konstitusional keluarga di luar pasangan menikah dan menghapus beberapa bahasa seksis seputar tugas perempuan di rumah dari Konstitusi Irlandia.
Varadkar mengatakan dia yakin pemimpin baru akan memiliki posisi yang lebih baik dari dirinya untuk mendapatkan kursi bagi partainya Fine Gael pada pemilihan umum berikutnya, yang dijadwalkan pada tahun depan.
“Alasan saya mengundurkan diri sekarang bersifat pribadi dan politis, tetapi sebagian besar bersifat politis… Setelah tujuh tahun menjabat, saya tidak merasa lagi menjadi orang terbaik untuk jabatan itu,” kata Varadkar.
“Ada kolega setia dan teman baik yang ikut serta dalam pemilu lokal Eropa, dan saya ingin memberi mereka kesempatan terbaik. Secara pribadi, saya menikmati menjadi Taoiseach... Namun, politisi adalah manusia dan kita memiliki keterbatasan. Kita berikan segalanya sampai tidak mampu lagi. Lalu kita harus move on,” ujarnya.
"Itu saja. Saya tidak punya rencana atau agenda lain. Tidak ada rencana pribadi atau politik yang pasti, tapi saya menantikan waktu untuk memikirkannya," tambahnya. Varadkar yakin pemimpin baru memiliki posisi yang lebih baik untuk pemilu berikutnya
Dalam pidatonya, Varadkar menambahkan bahwa dia bangga bahwa Irlandia adalah "tempat yang lebih setara dan lebih modern dalam hal hak-hak anak, komunitas LGBT, kesetaraan bagi perempuan dan otonomi tubuh mereka".
Bulan lalu, ia bergabung dengan Perdana Menteri Inggris yang berasal dari India untuk mengungkap pakta pembagian kekuasaan yang bersejarah ketika Varadkar dan Rishi Sunak sepakat bahwa Irlandia Utara yang “stabil, efektif dan sukses” – bagian dari Britania Raya dan berbagi perbatasan dengan Irlandia – akan menguntungkan hubungan kedua negara menjadi sangat erat.
Tugas pertama Varadkar memimpin Irlandia berlangsung dari tahun 2017 hingga 2020, sebelum ia mengambil peran sebagai Tanaiste, atau Wakil Perdana Menteri, dari tahun 2020 hingga Desember 2022. Ia telah berada dalam perjanjian "Taoeach yang bergilir" yang mendukung koalisi tiga partai dengan Fianna Fail dan Partai Hijau.
Setelah kontes kepemimpinan partai, seorang Taoiseach baru akan ditempatkan ketika Parlemen Irlandia Dail kembali setelah Paskah bulan depan. Varadkar mengatakan dia berencana untuk terus menjadi anggota parlemen di daerah pemilihannya di Dublin Barat.
Pengumumannya pada hari Rabu tidak serta merta memicu pemilihan umum di Irlandia, yang harus diselenggarakan pada Maret 2025, lima tahun setelah pemilu terakhir. Sementara itu, partai-partai politik di Irlandia akan menghadapi pemilu pemerintah daerah dan Parlemen Eropa pada bulan Juni.
Tanaiste Micheal Martin memberikan penghormatan kepada Varadkar, menambahkan bahwa dia "sangat terkejut" dengan pengunduran dirinya yang diberitahukan kepadanya pada Selasa malam.
“Saya ingin menggunakan kesempatan ini lagi untuk mendoakan yang terbaik dalam kehidupan pribadinya dan kariernya di masa depan,” katanya.
Varadkar mengakui bahwa "ada area di mana kita kurang berhasil", dan menambahkan: "Saya harap Anda memaafkan saya jika saya menyerahkan kepada orang lain untuk menunjukkannya pada hari seperti ini."
Perhatian kini akan beralih ke pengganti Varadkar, dengan kontes yang diperkirakan akan melibatkan beberapa menteri dari partai tersebut termasuk Paschal Donohoe, Simon Harris, Simon Coveney dan Heather Humphreys. Sementara itu, ia akan terus menjabat sebagai pemimpin hingga penggantinya ada.(indiatoday)