Perdana Menteri Imran Khan mengatakan pada Selasa (19/2), India melontarkan tuduhan tanpa bukti terhadap Pakistan.
New Delhi menuding agen mata-mata Pakistan terlibat dalam serangan mematikan yang terjadi pekan lalu terhadap pasukan keamanan mereka di wilayah Kashmir yang disengketakan.
"Anda menuduh pemerintah Pakistan tanpa memberikan bukti apa pun, atau mengatakan keuntungan Pakistan melakukan itu," ungkap PM Khan.
PM Pakistan itu menegaskan, pemerintahannya siap bekerja sama dengan India dalam penyelidikan atas serangan di Kashmir. Lebih dari 40 polisi paramiliter India tewas dalam serangan bunuh diri di distrik Pulwama pada Kamis (14/2), meningkatkan ketegangan antar dua tetangga yang sama-sama memiliki kekuatan nuklir.
"Saya menawarkan, jika Anda menginginkan penyelidikan ... kami siap," ungkap mantan bintang kriket Pakistan itu. "Jika Anda memiliki info intelijen yang dapat ditindaklanjuti, berikan kepada kami, saya jamin kami akan mengambil tindakan. Kami akan mengambil tindakan bukan karena tekanan eksternal, tapi karena orang-orang ini menjadi musuh Pakistan. Jika ada yang bertindak dari tanah Pakistan, mereka merugikan kami."
Khan pun menyatakan, negaranya siap untuk membahas isu terorisme dengan India. "Ini adalah Pakistan baru ... dan kami berkepentingan untuk tidak mengizinkan siapa pun dari Pakistan pergi ke luar negeri dan melakukan serangan."
India menyalahkan ISI
Seorang komandan militer di Kashmir yang dikelola India pada Selasa menuduh Inter-Services Intelligence (ISI) mengendalikan serangan yang diklaim oleh kelompok bersenjata yang berbasis di Pakistan Jaish-e-Mohammed (JeM).
"Itu dikendalikan dari seberang oleh ISI dan Pakistan serta komandan JeM," ungkap Letnan Jenderal India KJS Dhillon dalam sebuah konferensi eprsn di Srinagar, ibu kota negara bagian Kashmir yang dikelola India.
India mengatakan, pihaknya memiliki bukti yang tidak terbantahkan tentang keterlibatan Pakistan dalam serangan yang terburuk dalam lebih dari dua dekade tersebut.
PM India Narendra Modi, yang akan menghadapi pemilu pada Mei, telah memperingatkan Pakistan soal respons yang kuat atas pengeboman itu.
Pakistan desak intervensi PBB
Kelompok bersenjata JeM, yang menginginkan Kashmir yang mayoritas muslim menjadi bagian dari Pakistan mengklaim mendalangi serangan itu. Namun, pemerintah Pakistan membantah keras keterlibatannya.
"Mengaitkannya dengan Pakistan bahkan sebelum penyelidikan tidak masuk akal," tegas Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi.
Kashmir adalah jantung dari permusuhan antara India dan Pakistan yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Mereka berdua mengklaim wilayah itu sepenuhnya, tetapi dalam praktiknya India dan Pakistan hanya mengendalikannya sebagian.
Tahun lalu, konflik di Kashmir menewaskan 500 orang, termasuk di antaranya 145 warga sipil, dan itu merupakan yang paling berdarah sejak 2009. Sebuah laporan PBB yang dirilis tahun lalu menuduh tentara India telah menggunakan kekuatan berlebihan di Kashmir untuk membunuh dan melukai warga sipil sejak 2016.
New Delhi menolak laporan tersebut, mencapnya keliru.
Pasca-serangan teranyar, Negeri Hindustan dikabarkan telah menarik hak istimewa perdagangan Pakistan dan memperingatkan tindakan lebih lanjut.
Sementara itu, New Delhi mengumumkan bahwa AS telah menyatakan dukungannya kepada India untuk mempertahankan diri dari serangan lintas-perbatasan.
Baik India maupun Pakistan telah memanggil utusan mereka di New Delhi dan Islamabad untuk konsultasi.
Serangan teranyar telah memicu kemarahan di India. Seruan untuk membalas dendam beredar di media sosial, dan permusuhan terhadap muslim Kashmir di bagian lain negara itu meningkat.
"Kami berada pada saat yang berbahaya, dan pihak berwenang harus melakukan segala yang mereka bisa untuk menegakkan supremasi hukum," kata Aakar Patel, kepala Amnesty International India.
Kemarahan juga telah menjalar ke dunia kriket dan industri film Bollywood.
Sejumlah penggemar kriket dan seorang pejabat olahraga meminta India untuk memboikot pertandingan Piala Dunia melawan Pakistan pada Juni, sementara All India Cine Workers Association menyerukan larangan total pada warga Pakistan untuk bekerja di industri film India.