Pemerintah Malaysia tengah mempertimbangkan apakah akan menutup, menjual atau membiayai kembali maskapai nasional Malaysia Airlines (MAB). Hal tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad (93) pada Selasa (12/3).
Pemerintah, disebut Mahathir, tengah mempelajari opsi untuk MAB dan keputusan akan dibuat segera.
"Merupakan hal yang sangat serius untuk menutup maskapai," kata PM Mahathir dalam konferensi pers di parlemen. "Namun kami akan mempelajari dan menyelidiki apakah kami harus menutupnya atau menjualnya atau kami harus membiayainya kembali. Semua hal itu terbuka untuk diputuskan oleh pemerintah. Kami akan segera mengambil keputusan."
Pada 2019, Malaysia Airlines mencoba mentransformasi operasionalnya dan kembali ke profitabilitas menyusul dua bencana yang terjadi pada 2014, ketika penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing menghilang pada 8 Maret dan penerbangan MH17 ditembak jatuh di bagian timur Ukraina pada 17 Juli.
Khazanah Nasional Berhad mengatakan bahwa pemerintah perlu memutuskan investasinya dan tingkat dukungan bagi maskapai yang tengah berjuang tersebut. Pengelola aset pemerintah Malaysia itu juga tengah menanti MAB untuk mempresentasikan tinjauan strategi bisnisnya.