Otoritas keamanan Sri Lanka telah menewaskan atau menangkap seluruh yang bertanggung jawab atas bom Minggu Paskah yang menewaskan 257 orang. Demikian dikatakan penjabat Kepala Kepolisian Sri Lanka Chandana Wickramaratne.
Dalam sebuah pernyataan audio pada Selasa (7/5), Wickramaratne mengatakan polisi telah memperhitungkan setiap orang yang terlibat dalam serangan pada 21 April.
"Semua orang yang mengorganisir dan melakukan serangan bom bunuh diri telah meninggal atau ditahan," ungkap Wickramaratne. "Dua ahli bom di kelompok itu telah tewas. Kami telah menyita bahan peledak yang mereka simpan untuk melakukan serangan di masa depan."
Wickramaratne, yang ditunjuk sebagai penjabat kepala kepolisian pekan lalu setelah Presiden Maithripala Sirisena memberhentikan pendahulunya karena kegagalannya untuk bertindak atas peringatan tentang serangan itu, mengatakan kehidupan publik perlahan-lahan kembali normal dengan pencabutan jam malam yang diberlakukan setelah pengeboman.
Sekolah dibuka kembali
Pemerintah membuka kembali sekolah-sekolah negeri pada Senin, tetapi tingkat kehadiran siswa sangat renda. Karena para orang tua masih khawatir dengan terjadinya serangan susulan.
"Kami telah memperkuat keamanan untuk semua sekolah," kata Wickramaratne. "Kami juga menggiatkan program untuk menciptakan kesadaran tentang keselamatan dan keamanan di semua sekolah."
Wickramaratne tidak mengatakan berapa banyak orang yang ditahan atas teror Minggu Paskah. Tetapi juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera mengatakan pada Senin bahwa 73 orang, termasuk sembilan wanita, ditahan.
Pemerintah Sri Lanka menuding teror Minggu Paskah didalangi kelompok lokal, National Thowheed Jamath (NTJ). Tetapi ISIS juga telah mengklaim bertanggung jawab walau tidak menyertai bukti keterlibatan mereka.
Sementara itu, polisi mengatakan ketegangan antar umat beragama telah mereda di Negombo, sebuah kota di utara Kolombo yang menderita korban tewas tertinggi dalam serangan Minggu Paskah. Bom yang meledak di Gereja St Sebastian di kota itu menewaskan lebih dari 100 umat.
Belasan bisnis milik warga muslim, rumah dan kendaraan di Negombo rusak dalam bentrokan pada Minggu malam. Gereja Katolik Roma menyerukan ketenangan dan mendesak umat Kristen untuk tidak melakukan serangan balas dendam terhadap umat Islam.
Polisi mengatakan dua penangkapan dilakukan dan lebih banyak tersangka kekerasan telah diidentifikasi melalui rekaman CCTV.