Kepolisian Kota Amsterdam, Belanda, menangkap 130 anggota kelompok Extinction Rebellion, Sabtu (12/10) lalu. Mereka ditangkap karena memblokade sebuah jembatan di kota Amsterdam dalam aksi unjuk rasa memprotes perubahan iklim.
"Polisi saat ini menangkap 130 orang di jembatan Blauwbrug," kata polisi Belanda dalam salah satu unggahan di Twitter.
Dalam pernyataan terpisah, polisi menyebut, selain tak memiliki izin, aksi protes kelompok Extinction Rebellion itu menganggu lalu lintas. Pasalnya, jembatan yang sudah berdiri sejak abad ke-17 itu merupakan penghubung sejumlah distrik di pusat Amsterdam.
Aksi blokade jembatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian unjuk rasa yang digelar kelompok aktivis lingkungan di Amsterdam sejak Senin (7/10) lalu.
Sebelumnya, kepolisian Belanda juga sempat menangkap 80 peserta aksi unjuk rasa serupa di luar Rijksmuseum, salah satu destinasi wisata utama di kota itu.
Tak hanya di Belanda, aksi protes juga digelar di Paris, Prancis. Selama lima hari, tepatnya sejak Senin hingga Jumat (11/10) malam, kelompok Extinction Rebellion menduduki wilayah Chatelet, Paris.
Ratusan aktivis lingkungan di Paris juga sempat memblokade jalan utama menuju Majelis Nasional Prancis selama beberapa jam dalam aksi mereka. Namun, blokade massa berhasil dibubarkan oleh polisi.
"Polisi bukan musuh kami. Musuh kami adalah industrialis besar yang mengeksploitasi hidup, serta negara yang membiarkan mereka melakukannya," kata seorang demonstran.
Kelompok itu menuntut agar pemerintah secara drastis mengurangi emisi karbon dan melakukan tindakan-tindakan nyata untuk mencegah krisis karena perubahan iklim.
Aksi protes itu didukung oleh para akademikus di bidang lingkungan. Greta Thunberg, aktivis lingkungan asal Swedia yang pidatonya di PBB viral pada September lalu juga mendukung aksi protes tersebut. (France 24/Reuters)